Tentang Saya
Biodata
-
Nama Lengkap : Ahmad Hakim
-
Tempat Lahir : LADANG LAWEH
-
Tanggal Lahir : 10-10-2004
-
Jenis Kelamin : Laki-laki
-
Moto Hidup : Apa Adanya
Riwayat Pendidikan
-
TK : Periode 2009—2010 : TK Islam Al-Irsyad Bulaan Kamba
-
SD : Periode 2010—2016 : SDN 07 Kubang Putiah
-
MTS : Periode 2017—2020 : Mts.S Diniyah Limo Jurai
-
MA : Periode 2020—2024 : MAS Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Ahmad Hakim, NID/NISN 131213060 017200422/0047035317, Judul: Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 124—125, MAS Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai Sungai Pua, 2023, 48 hlm.
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah Qawa’id Tafsir, Qawa’id Lughawiyah, dan Fawa’id ayat surah Al-Baqarah ayat 124—125. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui Qawa’id Tafsir, Qawa’id Lughawiyah, dan Fawa’id ayat surah Al-Baqarah ayat 124—125.
Proses penelitian menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode Tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan penafsiran yang menguraikan atau membuka simpul-simpul ayat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an sesuai dengan judul yang telah ditetapkan.
Kandungan dalam surah Al-Baqarah Ayat 124—125, Allah SWT telah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan kepada kaumnya yang kafir, ketika Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT dengan larangan-larangan dan perintah-perintah yang mana kemudian Nabi Ibrahim melaksanakannya dengan sempurna, kemudian Allah SWT menjadikan Nabi Ibrahim sebagai imam bagi umat manusia untuk dijadikan sebagai tauladannya, dan Nabi Ibrahim meminta kepada Allah SWT agar keturunannya menjadi pemimpin yang dapat dijadikan sebagai teladan. Allah SWT juga telah menjadikan Ka’bah sebagai tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia, bahkan Allah telah menjadikan Maqam Nabi Ibrahim sebagai tempat salat, kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il untuk membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang luar biasa, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab sebagai perantaraan pembawa wahyu, yaitu Malaikat Jibril yang sampai kepada kita dengan cara mutawatir, membacanya adalah ibadah, yang terkumpul di antara dua cover mushaf (awalan dan akhirannya), yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas .
Di dalam Al-Qur’an juga terkandung isi pokok yang lengkap dan komplek. Adapun isi kandungan Al-Qur’an terdiri dari akidah, akhlak, ibadah, mu’amalah, hukum, ilmu pengetahuan, dan kisah-kisah para umat terdahulu. Dua pertiga Al-Qur’an berisi tentang kisah-kisah umat terdahulu . Salah satu surah yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu surah Al-Baqarah, yang mana di dalamnya Allah SWT membahas tentang kisah-kisah Rasul dan Nabi.
Allah SWT berfirman:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Al-Baqarah, (2):213)
Nabi adalah seorang manusia biasa yang mendapatkan keistimewaan menerima wahyu dari Allah SWT. Di antara para nabi ada yang diamanatkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia. Nabi yang demikian itu disebut rasul . Nabi dan rasul, yang diketahui sebagai sosok penerima wahyu Allah SWT, sering dianggap sama. Padahal antara nabi dan rasul memiliki banyak perbedaan. Nabi adalah seseorang yang diwahyukan kepadanya syari’at rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan, rasul adalah seseorang yang diwahyukan kepadanya syari’at baru dan diperintahkan untuk menyampaikannya . Semua rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.
Nabi dan rasul banyak jumlahnya. Adapun nabi dan rasul yang disebut Al-Qur’an dan wajib kita imani jumlahnya ada 25 orang. Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Ayyub, Zulkifli, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa, dan Muhammad SAW ; ada rasul-rasul lain yang namanya tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman :
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَا فَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(Saba' (34):28)
Dari sekian banyak nabi dan rasul, nabi yang paling sering diuji oleh Allah SWT dengan berbagai ujian (kalimat Allah SWT) adalah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS dilahirkan di Babylonia (bagian selatan Mesopotamia, sekarang Irak). Ayahnya bernama Azar, seorang ahli pembuat patung yang menjual patung-patung karyanya . Nabi Ibrahim AS merupakan nenek moyang bangsa Arab dan Israel, keturunannya banyak yang menjadi nabi.
Nabi Ibrahim AS juga merupakan Nabi Ulul-Azmi atau orang-orang yang mempunyai kemauan kuat dan teguh yang telah lulus dari berbagai ujian. Di antara ujian yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS adalah ketika menentang orang negerinya dan ayahnya sendiri yang menyembah berhala; dia telah diuji sampai dibakar orang. Allah SWT berfirman:
وَ تَا للّٰهِ لَاَ كِيْدَنَّ اَصْنَا مَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْن فَجَعَلَهُمْ جُذٰذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: “Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.” (Al-Anbiya (21):57-58)