Tentang Saya

BIODATA

Nama Lengkap : Sri Mutia Fazra. Tempat/Tanggal Lahir: Sungai Pua, 03 November 2003. Jenis Kelamin: Perempuan. Agama : Islam. Pekerjaan : Pelajar. Alamat : Jalan, H Dirih 89 Kampung Surau Batu, Jorong Limo Suku, Sungai Pua.

RIWAYAT HIDUP

  • Periode 2009—2010 TK Islam Al-Irsyad.
  • Periode 2010—2016 SDN 13 V Suku.
  • Periode 2016—2019 MTsS Diniyah Limo Jurai.
  • Periode 2019—2023 MAK Diniyah Limo Jurai.

Abstrak

Karya Ilmiah ini disusun oleh Sri Mutia Fazra, NID/NISN: 131213060017190412/0036657587, Judul: Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 197, MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2022, Hlm. 35.

Masalah yang diambil dalam karya ilmiah ini adalah penafsian surah Al-Baqarah ayat 197. Adapun tujuan Penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 197. Proses penelitian dalam karya ilmiah ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu permasalahan diselesaikan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan landasan teori. Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini adalah keagungan haji, betapa agungnya masalah haji. Allah menjadikan haji itu selama tiga bulan, walaupun beberapa ulama berikthilaf dalam menetapkan waktu berhaji. Allah menetapkan selama tiga bulan agar orang-orang merasa aman dan mereka bersiap-siap untuk berhaji. Ayat ini juga membahas larangan dalam ibadah Ihram, dan Allah juga memerintahkan agar membawa bekal ketika akan melaksanakan ibadah haji, yaitu membekali diri dengan kebaikan, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa.

Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan di antaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir An-Nur, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Mas’ud, Tafsir Fi Zhilaalil Qur’an, Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah, dan Tafsir Fathul Qadir.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini adalah keagungan haji, betapa agungnya masalah haji. Allah menjadikan haji itu selama tiga bulan, walaupun beberapa ulama berikthilaf dalam menetapkan waktu berhaji. Allah menetapkan selama tiga bulan agar orang-orang merasa aman dan mereka bersiap-siap untuk berhaji. Ayat ini juga membahas larangan dalam ibadah Ihram, dan Allah juga memerintahkan agar membawa bekal ketika akan melaksanakan ibadah haji, yaitu membekali diri dengan kebaikan, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan-Nya melalui perantara Malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafaz berbahasa Arab dan makna-maknanya yang benar, sebagai hujjah atas kerasulannya, menjadikan undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dan menjadi sarana pendekatan diri dan bernilai ibadah dengan membacanya .

Al-Quran dimulai dari surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas, yang kita terima secara mutawatir, baik secara tulisan maupun lisan, dari generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan penggantian apa pun. Baik dari musuh Islam yang bermaksud untuk mengubah isinya untuk membuat ragu umat Islam ataupun sesuatu yang akan membuat Islam terpecah belah karna tertukarnya isi Al-Quran. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah SWT.

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُون “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”.

Ayat ini membuktikan kebenaran pengakuan Nabi Muhammad SAW bahwa ayat-ayat yang disampaikannya benar-benar berasal dari Allah. Dia berfirman, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an melalui perantara Malaikat Jibril yang diragukan oleh kaum kafir itu, dan pasti Kami pula bersama Malaikat Jibril dan kaum mukmin yang selalu memelihara keaslian, kesucian, dan kekekalan-Nya hingga akhir zaman.

Al-Quran juga dianggap sebagai mukjizat karena dibandingkan dengan para rasul terdahulu sebelum Nabi Muahammad SAW biasanya diberikan Allah SWT mukjizat berupa mukjizat fisik. Mukjizat yang dimaksud adalah berbicara dengan binatang atau menyembuhkan luka orang lain dan lain-lain. Bahkan Al-Quran sejak masa kenabian, sahabat sampai sekarang masih dijadikan umat Islam sebagai pedoman dan landasan hidup karena Al-Quran banyak mengandung sumber hukum dan makna-makna lain. Sebagai mukjizat Al-Quran mengandung beberapa isi seperti akidah, ibadah, muamalah, hukum, akhlak, ilmu pengetahuan, dan sejarah.

Ibadah merupakan suatu sebutan yang mencakup tentang seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Ibadah terbagi menjadi ibadah hati (qalbiyah) seperti rasa takut (khauf), cinta (mahabbah), pengharapan (raja’), dll. Dan ibadah anggota badan (‘amaliyah) seperti zakat, jihad, haji, sholat, dll. Dan ibadah lisan (lisaniyah) seperti zikir, tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dll.

Salah satu bentuk ibadah ‘amaliyah adalah melaksanakan ibadah haji yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka, baligh, dan mempunyai kemampuan baik dalam hal kesehatan maupun dalam hal material. Ibadah haji hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup yang mana haji adalah kewajiban bagi setiap orang Islam. Allah SWT berfirman:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ (96) فِيهِ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آَمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (97) Artinya: 96“Sesunguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. 97 “Di sana terdapat tanda –tanda yang jelas,(di antaranya) maqam ibrahim. barang siapa memasukinya (Baitullah) amalan dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang- orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

Namun, banyak dari kalangan umum atau masyarakat mulai dari golongan petani, pedagang, pengawai, dan lain sebagainya masih belum mengerti apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan haji, oleh karena itu penulis menjelaskan dengan ayat al-Qur’an dan pendukung lainya untuk dijadikan rujukan bagi kita kalangan awam, agar kita tahu bahwa pergi berhaji bukan hanya untuk pergi ketanah suci dengan menelan biaya jutaan rupiah atau pergi mengendarai pesawat dan berjalan-jalan di Mekkah dan Madinah. Berdasarkan hal di atas, maka penulis akan menjelaskan apa yang dilakukan bagi orang haji. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qurar’an ditetapkan baik itu dari segi hukumnya, rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, dan hal-hal yang dilarang dalam berhaji.

Selain menjelaskan bulan pelaksanaan haji, ayat ini juga menjelaskan hal- hal yang dilarang dalam pelaksanaan ibadah haji. Hal-hal yang dilarang dalam pelaksanaan haji yaitu Rafast , berbantah-bantahan, dan bermusuhan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menulis sebuah karya ilmiah yang berjudul Penafsiran Surat Al-Baqarah Ayat 197.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan hal yang menjadi pokok pembahasan dalam karya ilmiah ini, yaitu:

  • a. Bagaimana qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 197?
  • b. Bagaimana qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 197?
  • c. Bagaimana penafsiran surat Al-Baqarah ayat 197?

Tujuan Penelitian

01

Mengetahui qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 197

02

Mengetahui qawa’id lughawiyah Al-Baqarah ayat 197.

03

Mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 197.