Tentang Saya

Biodata
- Nama Lengkap : Halim Perdana Kusuma
- Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 16 Juli 2004
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Alamat : Jalan G. Dirih, Limo Suku, Sungai Pua
Riwayat Hidup
- 2009-2010 : TK. IslamAl-Irsyad Bulaan Kamba
- 2010-2015 : SDN 07 Kubang Putiah
- 2015-2019 : MTs.S Diniyah Limo Jurai
- 2019-2023 : MAS Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah penafsiran surah Al-Baqarah ayat 127—129. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 127—129. Proses penelitian menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam landasan teori.
Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan meengumpulkan penafsiran yang menguraikan atau membuka simpul-simpul ayat dalam Al-Qur‘an dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Al-Qur‘an sesuai dengan judul yang telah ditetapkan.
Kandungan dalam surah Al-Baqarah Ayat 127—129, Allah telah memperingati bahwasannya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah membangun sebuah bangunan yang tinggi, yaitu ka‘bah. Ka‘bah merupakan kiblat umat manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, sekaligus tempat manusia berserah diri kepada Allah SWT tidak kepada yang lainnya. Nabi Ibrahim juga memohonkan tobat untuk dirinya dan anaknya, sebagaimana diketahui seluruh rasul Allah itu ma‟shum (suci dari dosa), tetapi beliau tidak berbangga dengan anugerah Allah berupa ma‟shum tersebut. Nabi Ibrahim juga selalu menggantungkan harapan kepada Allah SWT.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur‘an adalah sesuatu yang dihimpun antara lembaran mushaf yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas, yang kita terima secara mutawatir baik melalui tulisan maupun lisan, dari generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan pergantian apapun.1 Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”(Q.S Al-Hijr [15]: 9).
Al-Qur‘an berisikan petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya. Al-Qur‘an juga sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:“Dia menurunkan Al kitab (Al Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya, membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”(Q.S Ali ‗Imran [3]: 3)
Al-Qur‘an tidak hanya sebagai petunjuk dan pedoman hidup, tetapi juga berisikan kisah-kisah, mu‘jizat, dan perjalanan hidup nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, salah satunya seperti kisah Nabi Ibrahim a.s meninggikan pondasi Baitullah bersama anaknya Nabi Ismail a.s. Perbuatan Nabi lbrahim a.s dan Ismail a.s. ini menjadi bimbingan kepada anak cucu mereka, sekaligus merupakan permohonan agar diberi keteguhan di atas ketaatan, bukan berarti bahwa mereka punya dosa, sebab para nabi maksum (terpelihara dari dosa). Dengan perbuatan tersebut mereka juga ingin menjelaskan kepada umat manusia setelah mengetahui tata cara ibadah haji dan usai membangun Ka'bah-bahwa tempat-tempat tersebut adalah tempat untuk bersuci dan memohon tobat.
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis tertarik membahas tentang penafsiran para ahli tafsir dalam surah Al-Baqarah ayat 127—129. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah dengan judul ―Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 127—129‖.
Rumusan Masalah

- bagaimana Qawaid tafsir surah Al-Baqarah ayat 127—129.
- Bagaimana Qawaid Lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 127—129.
- Bagaimana Fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 127—129.