Tentang Saya

Biodata

Nama Irfan Nurfiansyah, tempat lahir Bukittinggi tanggal 08 juli 2003, Jenis kelamin Laki-Laki, Agama Islam, Pekerjaan sebagai seorang pelajar, Alamat Jl. Buya Syarkawi no 28 dusun musajik Tangah koto, Nagari Sungai Pua, kecamatan Sungai pua Kab Agam, proivinsi Sumatra Barat, Negara Indonesia, Pendidikan :

  • TK Diniyah Limo Jurai tahun 2009 - 2010
  • SDN 18 Tangah Koto tahum 2010 - 2016
  • MTSs Diniyah Limo Jurai tahun 2016 - 2019

Abstrak

IRFAN NURFIANSYAH, NID/NISN: 131213060017190394/0036962446 Judul: PENAFSIRAN SURAH AL BAQARAH AYAT 130—134, PONDOK PESANTREN DINIYAH LIMO JURAI, SUNGAI PUA, 2022, 44 hlm.

Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah tentang penafsiran surah al baqarah ayat 130—134. Dalam karya ilmiah ini penulis membahas tentang penafsiran surah al baqarah ayat 130—134.

Adapun tujuan penulisan karya ilmiyah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah al baqarah ayat 130—134.

Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku- buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori.

Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan. Penulis menggunakan beberapa tafsir, diantaranya:, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Maraghi dan kitab tafsir lainnya.

Hasil dari pembahasan yang penuls kemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu pada awal ayat 130, Allah SWT menjelaskan bahwa agama yang benar itu adalah agama nabi Ibrahim yaitu agama Islam, namun orang-orang kafir membenci agama Islam sehingga pada ayat tersebut dikatakan bahwa orang kafir (Yahudi dan Nasrani) itu orang yang bodoh yaitu yang memperbodoh dirinya, sehingga mereka mempersekutukan Allah SWT

Kemudian di ayat berikutnya yaitu 131 dijelaskan bahwasannya Allah SWT memilih Nabi Ibrahim untuk menyerukan Agama Islam, karena beliau mengetahui kebesaran tuhan dengan mata kepala sendiri, karena Allah SWT memberi ilham kepada beliau menyadari bahwa alam semesta ini hanya mempunyai satu tuhan yan megatur dan menciptakan semua ini

Pada ayat 132 Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail measiatkan kepada anak-anakny, sesugguhnya Allah telah memilih agam ini bagimu, dan janganlah mati kecuali dalam keadaan islam

Dan pada ayat 133 anak cucu Nabi Ibrahim juga akan menyembah tuhan yang disembah olehnya ketika ajal akan menjemput Nabi Ya’qub, terakhir di ayat 134 menjelaskan bahwa anak cucu nabi terdahulu tidak akan memberikan manfaat bagi orang kafir yang tidak mau berbuat baik dan tidak akan meminta pertaggung jawaban orang lain

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, yang luar biasa, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan bahasa arab melalui perantaraan pembawa wahyu yaitu Malaikat Jibril, yang sampai kepada kita dengan cara mutawatir, membacanya adalah ibadah, yang terkumpul diantara dua cover mushaf (awalan dan akhirannya), yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi sebuah petunjuk bagi manusia untuk meletakkan dasar-dasar prinsip dalam segala persoalan kehidupan. Al-qur’an juga berfungsi sebagai pedoman hidup dan petunjuk bagi umat islam serta menjamin kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun akhirat kelak, Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an: ذلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْن Artinya ; “Kitab Al-qur’an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS Al-Baqarah ayat : 2)

Al-Qur’an berisikan petunjuk tantang syari’at-syari’at agama Islam yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam berbagai cara baik melalui kisah para nabi dan kaum-kaumnya terdahulu, maupun Allah tetapkan langsung hukum-hukum tauhid dan lainnya di dalam Al-Qur’an. Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang benar disisi Allah SWT , sebagaimana firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 19 : اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ Artinya : “sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam”.(QS Ali-Imran ayat : 19)

Islam merupakan agama Allah yang dibawa oleh Nabi dan Rasul terdahulu yang memiliki keimanan yang kuat kepada Allah, mereka patuh dan tunduk kepada Allah, mereka tidak mau menyukutukan Allah dan mereka juga meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Oleh karena itu Nabi dan Rasul ditugaskan oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran Islam kepada ummatnya terutama kepada keluarganya sendiri sampai ke anak cucunya, salah satu cara Nabi dan Rasul terdahulu menyampaikan ajaran tentang Islam yang diperintahkan oleh Allah SWT yaitu dengan berwasiat untuk selalu berpegang teguh kepada agama Allah ini sampai akhir hayat, karena hanya satu agama Islam saja yang diterima oleh Allah SWT, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah SWT, apa agama ia selama hidup, maka agama itulah yang akan dibawa sampai mati.

Salah satu kisah tentang hal di atas adalah kisah Nabi Ibrahim yang berwasiat kepada anak-anak beserta kaumnya untuk selalu memegang agama Allah SWT, dan tidak mati kecuali dalam keadaan Islam, begitu pula Nabi Ya’qub yang berwasiat kepada anak-anaknya dengan menanyakan, apakah mereka akan mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Ya’qub AS.

Wasiat adalah memberi pesan, perintah, pengampunan dan perwakilan. Wasiat bisa juga diartikan sebagai janji kepada orang lain untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu semasa hidupnya atau setelah meninggalnya. Adapun pelaksanaan wasiat yang lebih tepatnya yaitu telah meninggal dunia . Wasiat dalam pengertian sederhana yaitu wasiat yang telah dihukumi wajib bagi seseorang yang ditujukan untuk orang-orang tertentu, seperti orang tua, anak, dan kerabat

Hukum berwasiat adalah diperbolehkan, di antara sumber-sumber hukum wasiat adalah melalui dalil Al-Qur’an, Allah berfirman ; كُتِبَ عَلَيْكُمْ اِذَا حَضَرَاَحَدَكُمُ الْمَوْتُ اِنْ تَرَكَ خَيْرًا ۖ الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِۚ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ Artinya: “Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”.(QS Al-Baqarah ayat : 180).

Salah satu contoh yang baik adalah pernyataan hati Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub, ketika kematian mulai mendekatinya. “Wahai anak-anakku sesungguhnya allah telah memilihkan agama yang bersih bagi kalian, karena itu janganlah sekali—kali kalian meninggal kecuali dalam keadaan muslim (QS Al-Baqarah ayat : 132).

Ibnu katsir dalam tafsirnya mengatakan, dalam ayat tersebut Nabi Ibrahim mewasiatkan agama yang mengajarkan tunduk patuh kepada Allah ini kepada anak-anaknya. Dalam surat Al-Baqarah ayat 131 dikatakan bahwa Nabi Ibrahim akan tunduk patuh kepada tuhan semesta alam sampai akhir hidup beliau karna ia memiliki keteguhan dan kecintaan terhadap agama ini, perihalnya sama apa yang disebutkan oleh firman Allah SWT: جَعَلَهَا كَلِمَةً ۢ بَاقِيَةً فِيْ عَقِبِه لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَۗ Artinya : Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).(QS Az-Zukhruf ayat : 28)

Selain Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah SWT kepada anak-anak dan kaumnya. Salah satu ayat yang menyinggung tentang ajaran Nabi Ya’qub kepada anak-anak dan umatnya adalah surah Al-Baqarah ayat 132. Secara umum ayat ini menyebutkan bahwa sebelum kematiannya Nabi Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya tentang tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yakni Allah SWT Yang Maha Esa.

Wasiat Nabi merupakan wasiat yang sangat mulia karena di dalamnya terdapat pedoman-pedoman petunjuk hidup untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, maka barang siapa yang mencoba mencari jalan lain, mencari agama lain untuk dijadikan pedoman sungguh mereka hanya membodohi diri mereka sendiri, padahal mereka tau agama yang benar itu hanya agama Nabi Ibrahim.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk menguraikan serta menjelaskan permasalahan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 130—134”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskanlah permasalahan yang menjadi penekanan utama dalam pembahasan ini, yaitu:

a. Bagaimana qawa’id tafsir?

b. Bagaimana qawa’id lughawiyah?

c. Bagaimana fawaidul ayat dari ayat 130—134?

Tujuan Penelitian

1

1. Mengetahui qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 130—134

2

2. Mengetahui qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 130—134

3

3. Mengetahui fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 130—134