Tentang Saya
Biodata
-
Nama : Nayla Rusyda
-
Jenis Kelamin : Perempuan
-
Tempat Lahir : Kapalo Koto Sungai Pua
-
Tanggal Lahir : 20 Oktober 2004
-
Motto Hidup : Bersungguh-sungguh pantang menyerah
Riwayat Pendidikan
-
TK : TK Tunas Harapan
-
SD : SDI Ibnu Syam
-
MTs : MTsS Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai
-
MA : MAS Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Karya Ilmiah ini disusun oleh Nayla Rusyda, NID/NISN 131213060017200450/0042440276. Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 259, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2023, berisi 52 halaman.
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penjelasan surah Al-Baqarah ayat 259 menurut ahli tafsir? Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah qawaid tafsir, qawaid lughawiyah, dan fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 259. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penjelasan surah Al-Baqarah ayat 259 menurut ahli tafsir.
Dalam proses penulisan, penulis menggunakan jenis studi kepustakaan (library research). Jenis penulisan kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penulisan ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Tafsir Al-Wasith, Tafsir Al-Maraghi, Shafwah At-Tafasir, Tafsir Al-Bahru Al-Muhith, Aysar At-Tafasir, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Tafsir An-Nuur, dan Tafsir Al-Misbah.
Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam ayat ini yang pertama dari segi qasas (kisah), dapat diambil pelajaran bahwa kita tidak seharusnya meragukan keesaan dan kekuasaan Allah ﷻ. Yang kedua dari segi akidah, di dalam ayat ini terdapat makna iman kepada Allah ﷻ dan hari akhir. Peristiwa yang terjadi pada orang yang bersangkutan (‘Uzair) menjadi salah satu dari sekian bukti kekuasaan Allah ﷻ, yaitu adanya hari kebangkitan setelah kematian. Jika seorang mukmin terjerumus ke dalam syubhat, Allah ﷻ akan memberi hidayah kepadanya agar dia kembali ke jalan yang lurus. Yang terakhir dari segi hukum, terdapat hukum menyampaikan berita dan bersumpah terhadap suatu prasangka yaitu tidak termasuk kebohongan dan dimaafkan oleh Allah ﷻ. Juga terdapat hukum bolehnya memelihara binatang untuk dimanfaatkan tenaganya walaupun binatang itu haram dimakan.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa arab. Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup. Semua hukum Islam tercakup di dalam Al-Qur’an.
Supaya kita bisa mengamalkan isi Al-Qur’an, kita harus memahami isinya. Bagaimana kita bisa memahami Al-Qur’an yang berbahasa arab? Apakah dengan membaca terjemahan Al-Qur’an kita bisa memahami isinya? Jika kita berpedoman pada terjemahannya saja, kita tidak akan paham seluruh makna yang terkandung dalam Al-Qur’an. Atau bahkan kita bisa salah dalam memahami maknanya. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an memakai bahasa yang tinggi sehingga butuh kepada penjelasan. Penjelasan terhadap isi Al-Qur’an disebut tafsir. Tafsir adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah sesuai kemampuan manusia. Maka, dengan membaca tafsir kita bisa memahami maksud dari ayat Al-Qur’an.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِه اُولٰۤىِٕكَهُمُالصِّدِّيْقُوْنَۖوَالشُّهَدَاۤءُعِنْدَرَبِّهِمْۗلَهُمْاَجْرُهُمْوَنُوْرُهُمْۗوَالَّذِيْنَكَفَرُوْاوَكَذَّبُوْابِاٰيٰتِنَآاُولٰۤىِٕكَاَصْحٰبُالْجَحِيْمِࣖ
Artinya: “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya mereka itulah aṣ-ṣiddîqûn (yang sangat kukuh dalam kebenaran dan pembenarannya) dan syuhadâ’ (orang-orang yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya) di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapatkan pahala dan cahaya (dari Tuhan) mereka. Adapun orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami itulah penghuni (neraka) Jahim.”
Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman kepada Allah adalah keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah adalah wahid (satu), ahad (esa), fard (sendiri), shamad (tempat bergantung), tidak mengambil shahibah (teman wanita atau istri), juga tidak memiliki walad (seorang anak).
Dia adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu dalam kerajaan-Nya. Dialah yang berhak disembah, bukan yang lain dengan segala macam ibadah. Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman dengan segala apa yang Dia kabarkan dalam kitab suci-Nya atau apa yang diceritakan oleh Rasul-Nya SAW tentang Asma’ dan sifat-sifat-Nya.
Jika kita beriman kepada Allah, hendaknya kita percaya terhadap kekuasaan Allah. Kekuasaan Allah meliputi terciptanya alam semesta dan seisinya, pergantian siang dan malam, bertiupnya angin, turunnya hujan, fenomena alam, bencana alam, dan masih banyak lagi. Semua yang ada di dunia ini termasuk kekuasaan Allah. Semua yang di dunia maupun di akhirat terjadi atas kehendak Allah.
Allah Mahakuasa, Maha Menghidupkan, dan Maha Mematikan. Akan tetapi, masih banyak yang meragukannya walaupun Allah SWT sudah membuktikannya. Baik di zaman nabi dan rasul, maupun di zaman sekarang. Contohnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya tuhan. Mereka menentang kekuasaan Allah SWT dengan akal mereka. Mereka lebih memercayai sains (ilmu pengetahuan) dibandingkan tuhan. Mereka menganggap seluruh fenomena alam terjadi karena sains bukan atas kehendak tuhan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menguraikan serta menjelaskan secara rinci tentang permasalahan ini, maka penulis mengangkat permasalahan ini dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 259”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, dapat dirumuskan hal yang menjadi pokok permasalahan dari pembahasan ini yaitu, bagaimana penjelasan Surah Al-Baqarah ayat 259 menurut ahli tafsir?