Tentang Saya

Nabila Zahara Puteri
Nama lengkap Nabila Zahara Puteri. Tempat Bukittinggi
Tgl Lahir 16 Januari 2004.
Jenis Kelamin Perempuan.
Agama Islam.
Pekerjaan Pelajar.
Alamat Jorong Kampuang Nan Limo Kubang putiah Kab Agam.
-
Riwayat Hidup
2009-2010 : TK WALADUN SALEH KUBANG PUTIAH
-
2010-2016 : SDN 04 KUBANG PUTIAH
-
2016-2019 : MTs.S DINIYAH V JURAI
-
2019-2023 : MAS.S DINIYAH V JURAI
Riwayat Hidup
Abstrak
Karya ilmiah ini disusun oleh Nabila Zahara Puteri, NID/NISN: 131213060017190415/0042878455, Judul: Penafsiran Surah Al-Qur’an Ayat 183—185, Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2022, hlm.
Masalah yang dibahas dalam karya tulis adalah penafsiran surah Al- Baqarah ayat 183-184.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 183—185.
Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori.
Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah pembahasan. Dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir secara maudhu’i yang berhubungan dengan pembahasan, di antaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Azhar dan kitab tafsir lainnya.
Hasil pembahasan yang penulis kemukakan dalam karya ilmiah ini, maka dapat disimpulkan bahwa. Dalam ayat-ayat ini Allah SWT memerintahkan kita untuk berpuasa Ramadan. Orang yang sakit dan dalam perjalanan (berpergian) boleh berbuka dan mengganti puasa yang tinggalkan itu pada hari lain. orang yang merasa sangat berat menjalankan puasa karena lanjut usia, beban pekerjaan yang berat, boleh tidak berpuasa dengan ganti membayar fidyah. Allah SWT menjelaskan, ber-tathawwu' (tetap berpuasa) adalah lebih baik. Demikian pula mengerjakan puasa. Dalam bulan Ramadan, Allah menurunkan al-Qur'an. Karenanya, Allah SWT mensyariatkan puasa di dalam Ramadan sebagai penghormatan karena bulan itu memiliki sejarah monumental dengan penurunan al-Qur'an. Pada akhirnya Allah SWT memerintah kita membesarkan nama Allah atas petunjuk yang telah diberikan dan mensyukuri-Nya.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Dengan membaca dan memahami kandungan isi AlQur’an, seorang umat muslim dapat mengetahui mana yang baik dan benar dalam mengarahkan kehidupannya. Al-Qur’an adalah sebaik-baik penuntun bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Seperti yang diketahui, Al-Qur’an digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam. Di dalamnya terkandung akidah, ibadah dan muamalah, hukum, sejarah, akhlak, dan ilmu pengetahuan. Rangkaian ayat dan surat yang tersusun rapi adalah tanda bahwa Al-Qur’an itu kalamullah yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara mutawatir melalui perantara Malaikat Jibril.
Surat Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan. Peristiwa turunnya Al Qur’an menjadi sejarah penting bagi umat Islam, sehingga umat muslim memperingatinya sebagai malam Nuzulul Quran. Allah SWT berfirman; وِبِ ْلَِّْق اَنَْزلْٰنهُ َوِبِ ْلَِّْق نََز ََل َوَمآ اَْر َسْلٰن َك اِالَّ ُمبَ ِّشًرا اونَِذيًْرا Artinya : "Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan".1
Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan ini setiap umat Islam yang mukallaf (baligh dan berakal) diwajibkan untuk berpuasa, bagi seorang muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, disyariatkan untuk mengqadha (mengganti)nya. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya umat muslim ada yang sedang melakukan perjalanan ataupun dalam keadaan sakit, Al-Qur’an menganjurkan muslim tersebut untuk mengqadhanya pada hari yang lain.
Allah SWT sudah mengatur segala sesuatu agar tidak memberatkan hambanya, bahkan Allah selalu memberikan suatu keringanan terhadap apa yang beliau perintahkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183—185.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penafsiran ayat tersebut, penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah AlBaqarah Ayat 183—185”.
Rumusan Masalah
