Tentang saya

Biodata
Nama lengkab Rahmat RIZKI
-
Interior design Package
-
Building House
-
Reparing of Residentail Roof
-
Renovaion of Commercial Office
-
Make Quality Products
Abstrak
Karya Ilmiah ini disusun oleh Rahmat Rizki, NID/NISN: 131213060017190408/ 0029092684, Judul: Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 146—148, MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2022, 36 hlm.
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah penafsiran surah Al-Baqarah ayat 146—148. Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Qawaid Tafsir, Qawaid Lughawiyah, dan Fawaid-fawaid ayat yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 146—148. Adapun tujuan Penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 146—148.
Dalam proses penelitian, penulis mengunakan jenis penelitian kepustakaan dalam (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkanlandasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir An-Nur, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Mas’ud, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah, Tafsir Al-Muyassar, dan Tafsir Fathul QadirHasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini adalah surat Al-Baqarah merupakan surah yang kedua yang diturunkan di kota Madinah dan termasuk Madaniyah, Nabi Muhammad SAW telah dikenal oleh kalangan ahli kitab. membahas tentang pengalihan kiblat yang mana itu harapan Nabi Muhammad SAW, agar sesuai dengan ajaran dari kakeknya, yaitu Nabi Ibrahim AS dalam menyebarkan tahuid. Berlomba-lombalah dalam kebaikan dijalan Allah SWT, karena sangat dilarang untuk melakukan suatu kebaikan tetapi untuk dipuji-puji. Tetapi lakukanlah kebaikan itu karena Allah SWT. dilarang mengingkari risalah atau ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya dengan perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia. Menurut ahli syari’at, Al-Qur’an adalah perkataan Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dituliskan di dalam mushaf. Di dalamya terdapat beberapa kandungan mencakup isi pokok dari Al-Qur’an seperti tauhid, ibadah, dan petunjuk dalam kehidupan manusia.
Al-Qur’an telah menceritakan kisah-kisah umat terdahulu sebagai pengajaran untuk umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT.
لَقَدْ كانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبابِ مَا كانَ حَدِيثاً يُفْتَرى وَلكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدىً وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab- kitab) sebelumnya menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf [12] : 111). Dalam ayat ini, Allah SWT telah menjelaskan kisah-kisah para rasul dan kaumnya (Bani Israil) tentang pengajaran bagi orang-orang yang beriman dan menghancurkan orang-orang kafir. Allah SWT memberikan petunjuk dan rahmat kepada kaum yang beriman kepada-Nya. Salah satu kisah yang banyak di ungkapkan Al-Qur’an ialah ahl al-kitab. Secara umum ahl al-kitab didefinisikan sebagai kaum Yahudi dan Nasrani yaitu dua komunitas yang intensitasnya cukup banyak diceritakan oleh Al-Qur’an. Allah SWT juga menegaskan bahwasannya Al-Qur’an datang untuk memberikan pembenaran terhadap sebagian ajaran Taurat (kitab suci agama Yahudi), dan Injil (kitab suci agama Nasrani).
Kaum Yahudi menyebarkan fitnah kepada para mukmin yang lemah imannya. Mereka menjelaskan beberapa pendapat yang dikatakan berasal dari isi kitab-kitab-Nya. Dengan perbuatan itu mereka bermaksud untuk menipu, memfitnah, dan mengacaukan pikiran orang muslim yang lemah jiwannya, sehingga timbul keragu-raguan. Sedangkan kaum Nasrani juga berangan-angan yang tinggi tentang hal itu.
Kaum Yahudi dan Nasrani mereka mengaku bahwa tidak akan ada yang masuk surga kecuali yang memeluk agama mereka. Mereka tidak mempunyai pegangan dalam hal keberagamaan. Maka dari itu Allah SWT menolak dan membantah anggapan mereka, dan itu hanyalah angan-angan yang timbul dari khayalan mereka.
Yahudi, Nasrani, dan juga kaum Musyrikin telah keliru dan berbuat aniaya terhadap kaum muslimin. Mereka menghalangi kaum muslimin yang sedang melaksanakan shalat di Baitul Maqdish, tindakan tersebut merupakan tindakan yang paling zalim dan mereka akan kekal di dalam neraka.
Berkaitan dengan penjelasan diatas ada beberapa permasalahan yang muncul diantaranya: Kenapa kaum Yahudi dan Nasrani berbuat seperti itu? Apa yang harus dilakukan orang Islam agar tidak terjerumus ke dalam fitnah-fitnah ahlul kitab tersebut? Apa saja bentuk-bentuk fitnah tersebut? Bagaimana seharusnya sikap orang-orang beriman terhadap Al-Quran dan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya?
Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 146—148”.
Rumusan Masalah
