Tentang Saya

Biodata

  • Nama : Rihadatul 'Aisyi
  • Jenis Kelamin : Perempuan
  • Tempat Lahir : Kapalo koto, Sungai Pua
  • Tanggal Lahir : 23 November 2004
  • Moto Hidup : 4 Sehat 5 Milyar

Riwayat Pendidikan

  • TK : TK Jam'iyyatul Hujjaj
  • SD : SD Jam'iyyatul Hujjaj
  • MTs : MTs Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai
  • MA : MA Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai

Abstrak

Karya Ilmiah ini disusun oleh Rihadatul ‘Aisyi, NID/NISN:1312130600117200454/0046992876, Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 249—252, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2023, berisi 70 hal.

Masalah yang dibahas dalam Karya ilmiah ini adalah bagaimana Qawa’id Tafsir, Qawa’id Lughawiyah, dan Fawaid Ayat surah Al-Baqarah ayat 249—252? Kemudian batasan masalah dalam karya ilmiah ini memfokuskan kepada penafsiran surah Al-Baqarah ayat 249—252. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui qawa’id tafsir, qawa’id lughawiyah, dan fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 249—252.

Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan pembahasan, di antaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Qurtubi dan kitab tafsir lainnya.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu: surah Al-Baqarah ayat 249—252 termasuk Madaniyyah. Dalam surah Al-Baqarah ayat 249—252, terdapat pembahasan mengenai qasas Al-Qur’an dan amtsal mursalah. Dalam ayat ini, juga terdapat bahasan balaghah tentang isti’aarah tamtsiliyyah. Penafsiran ayat 249—252 ini menjelaskan tentang kisah pasukan Thalut yang berjuang dalam peperangan dengan ujian yang mereka hadapi. Meskipun dengan jumlah yang sedikit, mereka mampu memperoleh kemenangan. Ayat ini juga menyebutkan hikmah dan ajaran yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Daud a.s. Hikmah yang diperoleh dari kisah ini adalah ayat tersebut merupakan di antara tanda-tanda kebesaran Allah SWT sebagi bukti kerasulan Nabi SAW dan agar Nabi SAW mampu mengambil ibrah (pelajaran) dari kisah tersebut.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafaz-lafaznya yang arab dan makna-maknanya yang sesungguhnya, supaya menjadi hujjah (dalil) bagi Rasulullah SAW bahwa ia adalah seorang utusan Allah SWT, yang menjadi undang-undang dasar bagi orang-orang yang mendapat petunjuk dengan petunjuk Allah SWT. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran pertama bagi umat islam. Tidak ada satu bacaan pun, selain Al-Qur’an yang dipelajari dan diketahui sejarahnya bukan sekadar secara umum, tetapi ayat demi ayat baik dari segi tahun, bulan, masa atau musim turunnya, malam atau siang, dan dalam perjalanan atau di tempat berdomisili penerimanya (Nabi SAW), bahkan sebab-sebab serta saat-saat turunnya.

Sebagai seorang muslim kita seharusnya mengambil ibrah (pelajaran) dari kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, perubahan pola pikir dan perilaku di dalam diri kita bisa diupayakan secara perlahan. Begitu banyak hikmah kehidupan yang Allah paparkan di dalam Al-Qur’an. Kita sebagai hambanya sudah selayaknya mampu mempelajari dan menerapkannya, sebagaimana dalam firman Allah SWT :

﴾وَلَقَدْ يَسَّرْنَا القُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ﴿۱۷

Artinya: “Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS AL-Qamar[54]:17)

Dari ayat tersebut, kita dapat memahami dengan jelas adanya dorongan untuk mempelajari Al-Qur’an. Kisah-kisah terdahulu yang tertuang di dalam Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai pegangan untuk bertindak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Di antara kisah masa lampau yang dapat kita ambil hikmahnya yaitu kisah pasukan Thalut , yakni Bani Israel yang melawan Pasukan Jalut untuk mengembalikan kehormatan kaum Bani Israel yang telah lama dirampas.

Pada saat itu, Bani Israel benar-benar diuji oleh Allah. Pasukan mereka yang pada awalnya berjumlah cukup banyak, berakhir menjadi sedikit. Dikarenakan banyak diantara mereka yang tidak mematuhi pemimpinnya. Sedangkan mereka yang tersisa, yakni orang-orang yang mampu untuk bertahan dan menaati perintah adalah mereka yang percaya bahwa Allah ada bersama mereka, salah seorang dari mereka yang tidak memakai baju besi dan senjata, yang hanya menggunakan batu dan ketapel (yang biasa digunakan untuk membunuh serigala dan harimau pada saat itu) mampu membunuh Jalut dengan memancung kepalanya, ialah Daud. Atas kemenangannya inilah Allah SWT memberikan Daud kerajaan, hikmah serta mengajarinya apa yang Allah SWT kehendaki.

Di samping itu, kemenangan itu juga tidak terlepasdari izin dan kehendak Allah SWT, karena segala sesuatu di muka bumi ini tidak akan luput dari kuasa Allah SWT dan Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang berjuang di jalan kebenaran.Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari kisah ini, yang mana terdapat di dalam surah Al-Baqarah ayat 249—252.

Berdasarkan kisah ini, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai apa ibrah (pelajaran) yang dapat diperoleh dari sikap pasukan Thalut, kemudian hikmah dan ajaran apa yang Allah berikan kepada Daud, serta apa tujuan Allah SWT memberikan hikmah dan ajaran tersebut. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 249—252”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini, yaitu:

  • 1. Bagaimana qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 249—252?
  • 2. Bagaimana qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 249—252?
  • 3. Bagaimana fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 249—252?

Tujuan Penelitian

1.

Mengetahui qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 249—252.

2.

Mengetahui qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 249—252.

3.

Mengetahui fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 249—252.