Tentang Saya

Biodata

  • Nama: Syifa Azzahra
  • Jenis Kelamin: Perempuan
  • Tempat Lahir: Sungai Pua
  • Tanggal Lahir: 8 Januari 2005
  • Motto Hidup: Hidup

Riwayat Pendidikan

  • TK NEGRI PEMBINA
  • SDN 15 KAPALO KOTO
  • MTsS DINIYAH LIMO JURAI
  • MAS DINIYAH LIMO JURAI

Abstrak

Karya ilmiah ini disusun oleh Syifa Azzahra, NID/NISN 131213060017200457/0059163063. Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2023 berisi 58 hal.

Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin tentang surah Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263? Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah qawaid tafsir, qawaid lughawiyah dan fawaid ayat yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penafsiran para mufassirin tentang surah Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263.

Dalam proses penelitian penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library reserch). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalaam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir An-Nur, Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah, Tafsir Hidayatul Insan, Tafsir Qurthubi, Tafsir Ibnu Katsir, dan Tafsir Fathul Qadir.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam ayat ini adalah larangan untuk tidak mengumbar-umbar pemberian yang telah diberikan seperti halnya apabila tangan kanan memberi maka tangan kiri tidak mengetahuinya. Anjuran untuk berinfak. Apabila seseorang berinfak dengan ikhlas maka Allah akan memberi pahala untuknya, sebaliknya apabila seseorang berinfak dengan tidak ikhlas maka infaknya menjadi sia-sia, tidak memperoleh pahala di sisi Allah. Ayat selanjutnya membahas tentang adab bagi seseorang yang berinfak yaitu: tidak menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerima, menolak dengan perkataan yang baik jika tidak mampu memberi infak dalam bentuk harta dan memaafkan orang yang memintaminta tersebut jika ada kata yang kurang sopan.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) kepada tuhan yang Mahakuasa, tata peribiodata, dan tata kaidah yang bertalian dengan pergaulan manusia, serta lingkungannya dengan kepercayaan itu. Agama juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit untuk diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang barangkali menyulitkan para ahli untuk menarik kesimpulan tentang agama itu sendiri. Itulah mengapa banyak muncul beragam pengertian tentang agama

Agama hadir sebagai alat untuk mengatur tatanan hidup manusia yang berasal dari Tuhan, dimana hal tersebut mampu membimbing manusia menjadi seorang yang berakal dan berusaha mencari kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Agama yang mengatur dengan jelas dan memberi gambaran yang pasti bagi pemeluknya adalah agama Islam.

Pada zaman sekarang umat Islam telah sangat jauh dari ajaran agama, baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah. Mereka hanya sibuk pada urusan duniawi. Agar bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, maka kita harus bisa memahami isi Al-Qur’an, memahami isi Al-Qur’an bisa dari terjemahan Al-Qur’an, namun bila memahami Al-Qur’an dari terjemahan saja tidak cukup, kita juga harus memahami tafsir, karena dengan membaca tafsir maka kita akan dapat lebih memahami ayat per ayat pada Al-Qur’an. Hendaknya kita sebagai seorang yang mempelajari agama lebih dahulu merujuk pada kitab-kitab tafsir, karena jika hanya mengandalkan pada media sosial atau internet ditakutkan akan terjadi kesalahan atau kekeliruan.

Dewasa ini, banyak hal yang terjadi dalam kehidupan manusia yang melenceng dari Al-Qur’an, dimana Al-Qur’an ini diturunkan memang untuk mengatur tata kehidupan manusia. Salah satunya terlihat pada infak, dimana akibat dari ketidakteraturan dalam hidup manusia ini terjadilah penurunan adab bagi orang yang berinfak. Padahal dalam Al-Qur’an sudah dirincikan ayat tentang bagaimana seharusnya adab kita dalam memberikan infak kepada orang lain. Hal ini karena orang-orang yang berinfak membentengi diri mereka dengan keyakinan bahwa setiap orang yang akan menerima infak ini adalah orang yang berpura-pura. Keyakinan ini berlandaskan pada kasus yang banyak terjadi saat ini, karena itulah muncul ketidakpercayaan terhadap orang yang akan berinfak tersebut, sehingga mengiringi infak mereka dengan menyebut-nyebut, bahkan mencela hingga menyakiti perasaan si penerima

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih rinci tentang permasalahan ini, maka penulis mengangkat permasalahan ini dengan judul “PENAFSIRAN SURAH AL-BAQARAH AYAT 262 ̶ 263”

Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dikemukakan penulis di atas, dapat dirumuskan pokok permasalahan berikut ini, yaitu bagaimana pandangan ulama tafsir mengenai surat Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263?

Tujuan Penelitian

Bertitik tumpu pada pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 262 ̶ 263