Tentang Saya

Biodata

Nama lengkap Fitria Winanda. Tempat Lahir Bukittinggi. Tgl Lahir 29 November 2003. Jenis Kelamin Perempuan. Agama Islam. Pekerjaan Pelajar. Alamat Jalan H.Dirih Gang Lamunai, Kecamatan Sungai Pua, Kab. Agam.

RIWAYAT HIDUP

  • 2009-2010 : TK DINIYAH V JURAI
  • 2010-2016 : SDN 03 LIMO SUKU
  • 2016-2019 : MTsS DINIYAH LIMO JURAI
  • 2019-2023 : MAS DINIYAH LIMO JURAI

Abstrak

Fitria Winanda, NID/NISN: 131213060017190388/0037157419, Judul: Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat171—173, MAS Diniyah Limo Jurai, SungaiPua, 2022, 32 hlm.

Karya ilmiah ini membahas tentang penafsiran surah Al-Baqarah ayat 171—173. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran surah Al-Baqarah ayat 171—173.

Proses penulisan karya ilmiah ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan. Penulis menggunakan beberapa tafsir, diantaranyaTafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Misbah, Tafsir Al-Munir, Al-Qurtubi dan kitab tafsir lainnya.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu: pada surah Al-Baqarah ayat 171, Allah menjelaskan perumpamaan orang kafir yang bersikap taqlid dan fanatisme kepada nenek moyang mereka seperti hewan ternak yang diberi aba-aba oleh pengembalanya. Dalam ayat ini terselip pesan bahwa sikap taqlid tanpa berpikir adalah sifat orang kafir. Orang yang beriman hendaknya paham akan agamanya dan menerima kebenaran secara sadar, karena hakikat iman adalah memacu akal pikiran untuk meningkatkankemampuan penggunanya dan jiwa menjadi bersih.Mereka bepura-pura tuli, bisu dan buta. Seakan-akan mereka benar-benar tuli, bisu dan buta karena tidak mau melihat kebenaran Allah.Pada ayat 172—173, Allah menyerukan kepada umat manusia untuk memakan makanan yang halal dan bersyukur kepada-Nya atas karunia yang telah dilimpahkan kepada mereka. Kemudian,Allah menjelaskan macam-macam makanan yang diharamkan dan makanan yang haram itu sedikit jumlahnya dan Allah melarang umat manusia untuk memakannya karena terdapat kemudaratan di dalamnya.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang dibawa oleh Ruhul Amin (malaikat Jibril) kepada hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah, dalam lafaz bahasa Arab dengan makna yang benar sebagai hujjah (bukti) bagi rasul bahwa beliau memang utusan Allah, undang-undang dan petunjuk bagi manusia, membacanya adalah ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah yang diawali dengan surah Al-Fatihah, ditutup dengan surah An-Nas.

Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa kandungan seperti perumpamaan, permisalan, makanan halal, makanan haram, perintah, dan larangan. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 171—173: Artinya: “171. dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. mereka tuli, bisu dan buta, Maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. 172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”.

Untuk mengetahui penafsiran dari ayat tersebut, maka penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya tulis dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 171—173”.Redug Lagre dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Itaque quas officiis iure

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini, yaitu:

  • Bagaimana qawa’id tafsir ayat surah Al-Baqarah ayat 171—173?
  • Bagaimana qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 171—173?
  • Bagaimana fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 171—173?

Tujuan Penelitian

1

Mengetahui qawa’id tafsir surah Al-Baqarah ayat 171—173.

2

2. Mengetahui qawa’id lughawiyah surah Al-Baqarah ayat 171—173.

3

3. Mengetahui fawaid surah Al-Baqarah ayat 171—173.