Tentang Saya

My Profile

Hello this is me...

  • Nama : Loliana Febriani
  • Jenis Kelamin : Perempuan
  • Tempat Lahir : Sungai Pua
  • Tanggal Lahir : 10 Februari 2005
  • Motto : Enjoy your life

Riwayat Pendidikan

Hello this is me...

  • TK Tunas Harapan Kapalo Koto Sungai Pua
  • SDN 04 Kapalo Koto Sungai Pua
  • MDA Diniyah Kapalo Koto Sungai Pua
  • MtsS Diniyah Limo Jurai Sungai Pua
  • MAK Diniyah Limo Jurai Sungai Pua

Abstrak

Karya ilmiah ini ditulis oleh Loliana Febriani, NID/NISN 1312130660017200435/0054622034. Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 253—254, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2023, berisi 46 halaman.

Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana Qawaid Tafsir, Qawaid Lughawiyah, dan Fawaid Ayat surah al-Baqarah ayat 253—254? Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Qawaid Tafsir, Qawaid Lughawiyah, dan Fawaid Ayat yang terdapat dalam Surah al-Baqarah ayat 253—254. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penafsiran para mufassirîn tentang Surah al-Baqarah ayat 253—254.

Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan. Dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Munir, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Fathul Qadir, Tafsir Al-Qurthubi, Shafwah At-Tafasir, Tafsir Al-Baghawi, Tafsir An-Nur, Tafsir Al-Misbah, dan Tafsir Al-Azhar.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini adalah, dalam surah al-Baqarah ayat 253 terdapat pembahasan mengenai keistimewaan dan keutamaan yang dimiliki oleh sebagian rasul atas sebagian lainnya, yang mereka diberi mukjizat dan ayat-ayat yang jelas sebagai bukti kenabian dan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkarinya. Jika Allah SWT berkehendak, pengikut para Rasul tersebut saling berselisih dan saling membunuh sepeninggal rasulnya karena perbedaan pendapat dan pendirian di antara mereka. Dalam surah al-Baqarah ayat 254 Allah memerintahkan manusia untuk menginfakkan harta di jalan-Nya dalam bentuk ungkapan yang bersifat ancaman. Mungkin sebagian orang berfikir bahwa, di akhirat syafaat bisa membantu mereka, padahal pada kenyataannya tidak. Bagi mereka yang tidak membelanjakan harta di jalan Allah dianggap kafir.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Di dalam al-Qur’an banyak membahas permasalahan agama, seperti masalah aqidah, ibadah, dan muamalah.

Salah satu pembahasan masalah aqidah di dalam al-Qur’an adalah, pembahasan mengenai para nabi, rasul, dan umatnya. al-Qur’an banyak menceritakan kisah para rasul dan permasalahan yang terjadi di kalangan umat. Di dalam al-Qur’an Allah SWT juga menceritakan bahwa rasul-rasul menghadapi tantangan dan keadaan yang berbeda-beda, dan menghadapi umat yang berbeda.

Rasul datang dengan membawa berbagai keutamaan sebagai bukti kerasulannya. Ada yang meyakini bukti kerasulan tersebut dan menjadi pengikutnya, dan juga ada yang mengingkari walau sudah melihat bukti yang nyata. Mereka yang meyakini dan mengikuti rasul, merekalah yang disebut orang-orang beriman. Mereka yang ingkar dan melawan, merekalah yang disebut orang kafir.

Setelah para rasul meninggal, terjadi perselisihan antar umat. Sebagian mereka ada yang tetap beriman, dan sebagian yang lain ada yang keluar dari keimanan merasa tidak ada lagi yang harus mereka ikuti, dan menyimpang dari jalan kebenaran. Oleh karena keadaan tersebut terjadilah perselisihan dan pertikaian antar agama, bahkan sampai berbunuh-bunuhan karena perbedaan dalam keyakinan. Perselisihan yang terjadi tidak hanya dalam hal keyakinan, bahkan antar umat Islam saja juga terjadi perselisihan, seperti perselisihan yang terjadi karena perbedaan mazhab. Padahal hal tersebut tidak seharusnya menjadi sesuatu yang diperselisihkan, cukup meyakini mazhab yang diikuti, karena di antara mazhab-mazhab tersebut tidak ada yang salah.

Dalam ayat selanjutnya, Allah SWT memerintahkan kita sebagai orang-orang yang beriman kewajiban membelanjakan harta di jalan-Nya, atau yang disebut infak. Kewajiban berinfak diberikan kepada kaum muslimin, karena infak bisa menjadi penyelamat pada hari tidak adanya tebusan. Berinfaklah sebelum datang masa ketika semuanya tidak ada gunanya dan tidak ada pengaruhnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Munafiqun ayat 10 yang berbunyi:

وَأَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِنْ أَنْ يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ المَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ اِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَدَّقَ وَأَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ ۝۱۰

Artinya: Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”

Pada ayat di atas Allah memerintahkan untuk berinfak sebelum datang hari pembalasan, oleh karena itu penulis ingin mendalami lebih jauh mengenai makna infak yang terkandung pada ayat ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas secara rinci tentang permasalahan ini. Oleh karena itu penulis mengangkat pembahasan karya ilmiah ini dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 253—254”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, dapat dirumuskan hal yang menjadi pokok permasalahan dari pembahasan ini, yaitu:

  • Bagaimana qawa’id lughawiyah surah al-Baqarah ayat 253—254?
  • Bagaimana qawaid tafsir surah al-Baqarah ayat 253—254?
  • Bagaimana fawaid ayat surah al-Baqarah ayat 253—254?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui qawa’id lughawiyah surah al-Baqarah ayat 253—254.

2. Mengetahui qawaid tafsir surah al-Baqarah ayat 253—254.

3. Mengetahui fawaid ayatsurah al-Baqarah ayat 253—254.