Tentang Saya

Biodata

  • Nama : Lisa Anggraini
  • Tempat Lahir : Batagak
  • Tanggal Lahir : 14 Januari 2006
  • Jenis Kelamin : Perempuan
  • Motto hidup : Always bernafas

Riwayat Hidup

  • TK : TK Budi Mulia Pasia
  • SD : SDN 13 CINGKARIANG
  • SMP : MTSs Diniyah Limo Jurai
  • SMA : MAS Diniyah Limo Jurai

Abstrak

Karya Ilmiah ini disusun oleh Lisa Anggarini, NID/NISN 131213060017210472/0067019851. Karya Ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Ali ‘Imran ayat 42—44, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungaipua, 2024, berisi 60 hlm.

Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin tentang surah Ali ‘Imran ayat 42—44? Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Qawa’id Tafsir, Qawa’id Lughawiyah dan Fawaid-Fawaid Ayat yang terdapat dalam surah Ali ‘Imran ayat 42—44. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk untuk mengetahui penafsiran para mufassirin tentang surah Ali‘Imran ayat 42—44.

Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir An-Nur, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Mas’ud, Tafsir Al-Qurthubi, Tafsir Al-Munir, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah Tafsir Fathul Qadir, dan Tafsir Ibnu Katsir.

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu surah Ali ‘Imran ayat 42—44 termasuk ke dalam golongan madaniah. Penafsiran ayat 42 dan 43 menceritakan bahwa ayat ini menceritakan Maryam dipilih sebagai wanita suci dan melahirkan Isa tanpa dijamah oleh lelaki manapun. Sehingga Maryam diperintahkan oleh Allah SWT untuk beribadah dan taat kepada-Nya. Sedangkan pada ayat 44 Allah SWT menjadikan ayat ini sebagai bukti atas kebenaran kenabian Muhammad SAW dan juga untuk mematahkan argumentasi orang-orang yang mengingkari beliau. Serta menegaskan bahwa apa yang Nabi Muhammad SAW ketahui tidak lain melalui wahyu dari Allah SWT. Penafsiran ayat 44 Allah SWT menjadikan ayat ini sebagai bukti atas kebenaran kenabian Muhammad SAW dan juga untuk mematahkan argumentasi orang-orang yang mengingkari beliau. Serta menegaskan bahwa apa yang Nabi Muhammad SAW ketahui tidak lain melalui wahyu dari Allah SWT.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan dibahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk menjadi masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab suci yang Allah SWT turunkan kepada manusia sebagai petunjuk untuk meletakkan dasar-dasar dan prinsip-prinsip dalam segala perkara kehidupan. Al-Qur’an mengandung pengajaran dalam akidah, ibadah, hukum-hukum, muamalah, akhlak, serta kisah umat manusia sebelum Nabi Muhammad SAW. Kisah yang tercantum dalam Al-Qur’an diantaranya bertujuan sebagai ibrah (pelajaran) bagi manusia. Salah satu kisah yang diceritakan dalamnya adalah tentang Maryam.

Maryam adalah wanita pilihan Allah SWT yang sangat menjaga kesuciannya baik secara lahiriah maupun bathiniah. Beliau terlahir dari pasangan suami istri yang bernama Imran dan Hannah binti Faqudz. Istri Imran atau yang disebut Hannah ini adalah seorang wanita yang sudah menikah lama namun belum dikaruniai anak. Hingga suatu hari, beliau meminta kepada Allah SWT agar menganugerahinya seorang anak dan akan menazarkan anak tersebut ke Baitul Maqdis untuk menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah SWT. Tatkala beliau berkata, ”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa yang dalam kandunganku menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, engkaulah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Ali ‘Imran:35).

Doanya terkabulkan. Namun, beliau mengandung janin yang berjenis kelamin perempuan, yang diberi nama Maryam binti Imran. Padahal yang berkhidmat (menjadi pelayan) Baitul Maqdis dikhususkan hanya untuk lakilaki. Maka ketika Hannah hendak melahirkan Maryam binti Imran, beliau berkata, ”Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah SWT lebih mengetahui apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (QS. Ali ‘Imran:36).

Setelah Maryam dilahirkan dengan berbagai keistimewaan yang Allah SWT berikan, beliau dibawa ibunya ke Haikal (tempat ibadah). Sesuai nazar ibunya, Hannah. Diantara keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepadanya yaitu beliau memiliki surah khusus yang di dalamnya menceritakan kisah dirinya. Keistimewaan lainnya yakni Allah SWT telah memilihnya menjadi perempuan suci di atas segala perempuan di seluruh alam. Bahkan dengan izin Allah SWT Maryam hamil bukan karena berhubungan badan dengan lawan jenis. Akan tetapi dengan tiupan yang di tiupkan ke dalam rahimnya. Sebagaimana firman Allah SWT: َوَمْرَيََ ابْنَ َت عِ ْمٰرَن الِّ ْْت اَ ْح َصنَ ْت فَْرَجَها فَنََف ْخنَا فِيِْه ِم ْن ّرْوِحنَا َو َصّدقَ ْت بِ َكلِ ٰم ِت َرِّبَّا َوُكتُبِه َوَكا نَ ْت ِمنَالْٰقنِتِْين Artinya: Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami;3 dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitabNya; dan dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. At-Tahrim:12)

Allah SWT memilih Maryam terhadap keistimewaan ini adalah karena Maryam berasal dari keturunan orang-orang yang taat, serta selalu menjaga kesuciannya dari laki-laki manapun. Bahkan Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah SWT telah memilih maryam karena banyaknya ibadah yang dia lakukan, kezuhudan, kemuliaan, dan kesucian dari kotoran serta bisikan setan. Allah SWT telah memilihnya atas semua wanita di seluruh alam.1 Wajar juga jika kemudian Allah SWT menyucikan Maryam, karena beliau akan menerima amanah Allah SWT untuk mengandung sang bayi (Isa), tanpa melalui hubungan seks dengan lelaki manapun.

Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT menyucikan dan memilih Maryam atas sekalian wanita di seluruh alam. Hal ini dikarenakan Maryam sangat menjaga kesucian dirinya, baik itu secara lahiriah maupun bathiniah. Tidak hanya itu Maryam juga memiliki surah khusus yang di dalamnya menceritakan kisah dirinya. Jika seseorang sudah diceritakan di dalam Al-Qur’an bahkan memiliki surah khusus terhadap dirinya, sudah pasti orang tersebut di sebut istimewa. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul ”Penafsiran Surah Ali ‘Imran ayat 42—44".

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, dapat dirumuskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dari pembahasan ini yaitu:

  • Bagaimanakah qawa’id lughawi surah Ali ‘Imran ayat 42—44?
  • Bagaimanakah qawa’id tafsir surah Ali ‘Imran ayat 42—44?
  • Bagaimanakah fawaid Ayat surah Ali ‘Imran ayat 42—44?

Tujuan Penelitian

1

Untuk mengetahui qawa’id tafsir surah Ali ‘Imran ayat 42—44

2

Untuk mengetahui qawa’id lughawi surah Ali ‘Imran ayat 42—44

3

Untuk mengetahui fawaid ayat surah Ali ‘Imran ayat 42—44