Tentang Saya

Biodata
-
Nama: Muhammad Habib
-
Tempat lahir: Sungai rotan
-
Tanggal Lahir: 14 Mei 2005
-
Jenis Kelamin: Laki-Laki
-
Motto Hidup: Jangan Lupa Jalan Pulang
Riwayat Pendidikan
-
TK: TK Tunas Murni
-
SD: SDN 06 BATU TABA
-
SMP: MTSs Diniyyah Limo Jurai
-
SMA: MAS Diniyyah Limo Jurai
Abstrak
Muhammad Habib, NID/NISN: 131213060017210482/0056305056 Judul: Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 286, Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai, Sungaipua, 2024, 56 hlm.
Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah bagaimana Qawaid tafsir, Qawaid lughawiyah, dan Fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 286. Batasan masalah karya ilmiah ini hanya fokus pada penafsiran surah Al-Baqarah ayat 286. Dan tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui Qawaid tafsir, Qawaid lughawiyah, dan Fawaid ayat surah Al-Baqarah ayat 286.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah kepustakaan (library research), yaitu mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk meletakkan landasan teori dalam membahas kandungan ayat. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkahlangkah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan. Penulis menggunakan beberapa tafsir: Tafsir Maraghi, Tafsir Fii Zilalil Qur‟an, Tafsir Al-Misbah, Tafsir Ibnu Mas‟ud, Tafsir Shafwah At-Tafasir, Tafsir Al-Qurthubi, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Munir, Tafsir Jalalain, Tafsir An-Nur dan Tafsir Fathul Qadir.
Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini pertama, Surah Al-Baqarah merupakan surah madaniah termasuk ayat 286. Kedua, asbabunnuzul ayat ini adalah berkenaan dengan beberapa sahabat Nabi yang merasa berat mengamalkan Surah Al-Baqarah[2]: 284. Mengetahui akan kondisi para sahabatnya, Nabi meminta mereka untuk selalu menaati segala perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur‟an. Surah Al-Baqarah ayat 286 merupakan surah madaniah. I‟rab pada ayat ini tidak begitu sulit. Balagah yang terdapat pada ayat 286 ini adalah ath-Thibaaq yaitu ungkapan yang berlawanan arti dalam kalimat kasabat dengan kalimat iktasabat, yang pertama untuk amal kebaikan dan kedua untuk amal keburukan. Setelah itu mengenai penafsiran surah Al-Baqarah ayat 286, yaitu Allah membebani hamba-Nya sesuai dengan kesanggupannya. Allah tidak menghukum hamba-Nya jika lupa atau berbuat salah. Bahkan Allah akan mengampuni hamba-Nya jika ia berbuat salah, ini merupakan bentuk kasih sayang dan kemurahan Allah terhadap hamba-Nya.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an merupakan penyempurna dari kitab-kitab suci sebelumnya, seperti kitab Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa AS, kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, dan kitab Injil kepada Nabi Isa AS. Al-Qur‟an berfungsi sebagai sumber pokok dari ajaran agama islam dan petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 2 yang artinya: “Kitab Al-Qur‟an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
Al-Quran mengandung banyak pembahasan, di antaranya bahwa Allah memberikan beban kepada hamba-Nya. Beban yang diberikan Allah kepada hamba-Nya mencakup berbagai hal seperti menjalankan kewajiban agama, menjaga keadilan, berbuat baik kepada sesama, dan menghindari kemungkaran. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan )yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya( . Mereka berdoa,")Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Menurut firman Allah di atas, bahwa setiap manusia diberi beban oleh Allah sesuai dengan kesanggupannya, mereka diberi pahala lebih dari yang telah diusahakannya dan mendapat siksa seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya. Tujuan Allah memberikan suatu jalan kehidupan atau tantangan hidup kepada manusia, bukan untuk agar membebani pikiran atau membebani tubuh hambanya semata, akan tetapi tujuan allah memberikan beban untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Sebab, ketika seseorang menghadapi suatu persoalan, kemudian persoalan itu tuntas dikerjakan, maka muncullah turunan lain yang terstimulus, seperti stimulus yang terjadi di dalam otak manusia ketika dia memikirkan cara untuk mengatasi sesuatu dengan keilmuan yang dia miliki. Oleh karena itu, tidak mungkin persoalan yang diberikan oleh Allah melebihi kadar-kadar yang dimiliki oleh manusia, akan tetapi sesuai dengan batas pikiran dan batas kemampuan
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti serta membahas mengenai tingkatan beban yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 286”.
Rumusan Masalah
