Tentang Saya

Biodata
-
Nama: Mutia Zahra
-
Tempat Lahir: Bandung
-
Tanggal Lahir: 16 Oktober 2005
-
Jenis Kelamin: Perempuan
-
Moto hidup: bismillah
RIWAYAT HIDUP
-
TK: Uswatun Hasanah
-
SD: SDN Angkasa II
-
MTs: Diniyah Limo Jurai
-
MA: Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Karya Ilmiah ini disusun oleh Mutia Zahra, NID/NISN 131213060017210485/0059782127 , karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Ali ‘Imran Ayat 51—58, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungaipua, 2024, berisi 66 hal.
Karya ilmiah ini membahas tentang penafsiran surah Ali ‘Imran ayat 51—58. Latar belakang masalah karya ilmiah ini adalah diceritakan pada ayat sebelumnya, bahwa Allah turunkan wahyu kepada Nabi Isa a.s., yaitu Injil, dan diberi keistimewaan yang banyak. Setelah menerima wahyunya, Nabi Isa a.s. berdakwah. Orang yang menyambut dakwah Nabi Isa adalah hawariyyun. Sedangkan yang menolak dakwahnya Nabi Isa adalah Bani Israil. Mereka melakukan makar (tipu daya) untuk membunuh Nabi Isa. Namun, Allah menolong Nabi Isa dari rencana mereka. Maka perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah SWT. Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah qawa’id tafsir, qawa’id lughawiyah, dan fawaid ayat yang terdapat dalam surah Ali ‘Imran ayat 51—58. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui qawa’id tafsir, qawa’id lughawiyah, dan fawa’id ayat surah Ali ‘Imran ayat 51— 58.
Proses penulisan karya ilmiah ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menjadikan buku-buku, jurnal, atau artikel yang berkaitan dengan objek kajian sebagai rujukan. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan. Penulis menggunakan beberapa tafsir, di antaranya: Tafsir AlMisbah, Tafsir Al-Qurthubi, Tafsir Al-Quran Majid An-Nuur, Tafsir Bahrul Muhith, Tafsir At-Thabari Jami’ul Bayan, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Azhar, Shafwatu At-Tafasir, Tafsir Al-Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fathul Qadir, dan Aysaru Tafasir . Selain kitab-kitab tafsir, penulis juga mengambil referensi dari jurnal dan buku yang berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam ayat tersebut.
Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu: surah Ali ‘Imran ayat 51—58 termasuk ke dalam golongan madaniah. Dalam surah Ali ‘Imran ayat 51—58, terdapat pembahasan mengenai qasas Al-Quran juga hawariyyun Nabi Isa. Dalam ayat ini, juga terdapat bahasan balagah tentang isti’arah, musyakalah, dan iltifat . Penafsiran ayat 51—58 ini menjelaskan tentang kisah Nabi Isa a.s. bersama orang-orang beriman dan orang-orang kafir. Telah jelas sebelumnya bukti-bukti kebenaran. Nabi Isa a.s menyeru Bani Israil untuk menyembah Allah karena itulah jalan lurus. Lalu orang yang menolong Nabi Isa a.s. ketika Nabi Isa a.s. mengetahui keingkaran Bani Israil adalah kaum hawariyyun , yaitu penolong Nabi Isa a.s. Sehingga Bani Israil melakukan makar , yang berniat membunuh Nabi Isa a.s. Akan tetapi yang mereka bunuh bukanlah Nabi Isa a.s. melainkan sahabat Nabi Isa a.s. yang menggantikan Nabi Isa. Allah yang mengangkat Nabi Isa a.s. ke atas langit dalam keadaan masih hidup. Maka mereka orang-orang yang beriman akan diberi balasan pahala, sedangkan orang-orang kafir akan diberi azab yang pedih, baik di dunia dengan cara dibunuh, ditawan, dan dijajah, maupun di akhirat dengan balasan yang lebih pedih daripada di dunia. Kisah ini adalah bukti jelas mengenai Nabi Isa, tidak ada perbantahan dan keraguan.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Quran seringkali menjadi perhatian umat Islam sampai sekarang, sehingga mereka mengkaji lebih dalam isi kandungan Al-Quran. Al-Quran tidak hanya berisi tentang akidah, tauhid, ibadah, muamalah, dan sejarah saja, tetapi juga banyak kisah-kisah di dalamnya. Salah satu kemukjizatan Al-Quran ialah kisah, menceritakan apa yang terjadi pada masa lampau. Kisah-kisah Al-Quran dalam ilmu tafsir adalah berita atau sejarah tentang keadaan umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi yang telah lalu, serta peristiwa yang benar-benar telah terjadi. Terdapat macam-macam kisah dalam Al-Quran, salah satunya yaitu kisah Nabi Isa a.s.
Nabi Isa a.s. merupakan Nabi terakhir dari Bani Israil. Dia lahir dari seorang wanita suci, yang bernama Maryam binti Imran, yang tidak pernah di sentuh lelaki manapun. Bani Israil melontarkan fitnah kepada Maryam, bahwa dia telah berzina. Padahal, itu adalah ketentuan Allah untuk meanugerahi seorang anak laki-laki kepada Maryam. Maryam menunjuk Nabi Isa a.s., untuk mengajak mereka bicara kepadanya, dan dengan kekuasaan Allah, Nabi Isa a.s. berbicara kepada mereka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30 yang artinya: “Dia (Isa) berkata, sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”
Jelaslah perkataan Nabi Isa a.s., bahwa dia ialah hamba sekaligus Rasul Allah. Dalil di atas juga menjelaskan bahwa salah satu mukjizat Nabi Isa a.s. adalah dapat berbicara ketika bayi. Nabi Isa a.s. dan Maryam sempat tinggal di Mesir. Saat berusia 12 tahun, Nabi Isa a.s. kembali ke Palestina.
Pada umur 30 tahun, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa a.s., yaitu kitab suci yang dinamakan Injil, Allah juga mengajarinya kitab Taurat, dan memberi keistimewaan lain pada Nabi Isa a.s., yaitu dapat menghidupkan orang mati, dapat menyembuhkan orang buta, kusta, dengan seizin Allah. Ini adalah bukti, bahwa Nabi Isa a.s. memang utusan Allah. Setelah menerima wahyunya, Nabi Isa a.s. pun mulai berdakwah, membenarkan ajaran Taurat yang sudah diselewengkan oleh Bani Israil
Ketika berdakwah tentu saja ada orang yang menerima, dan menolak dakwahnya. Orang yang menyambut dakwah Nabi Isa a.s. adalah sahabat setia Nabi Isa a.s. yang disebut hawariyyun. Hawariyyun secara bahasa berasal dari kata hawariy yang berarti sesuatu yang putih dan bersih, sedangkan secara istilah adalah sahabat Nabi Isa a.s. yang selalu mendampingi beliau dalam berdakwah kepada kalangan Bani Israil. Mereka lah yang menolong Nabi Isa menghadapi Bani Israil.
Tujuan Allah mengutus Nabi Isa a.s. adalah mengajak Bani Israil untuk menyembah Allah. Tetapi Bani Israil menolak dakwahnya, karena rasa iri terhadap keistimewaan yang dimiliki Nabi Isa a.s. Mereka sampai melakukan makar (tipu daya) terhadap Nabi Isa a.s. Awal mula, mereka memfitnah Maryam telah melakukan zina, menyebarkan tipu muslihat, bahwa Nabi Isa a.s. adalah orang yang menyesatkan, hingga mereka melakukan makar yang paling besar, yaitu rencana untuk membunuh Nabi Isa a.s. Namun, Allah menolong Nabi Isa a.s. dari kejahatan mereka. Inilah penjelasan orang-orang kafir dan orang-orang beriman pada masa Nabi Isa a.s. Perbuatan orang-orang kafir dan orang-orang beriman pasti akan dibalas oleh Allah SWT.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan menguraikan secara lebih rinci tentang, siapakah yang akan menolong Nabi Isa a.s. saat orang-orang kafir mengingkarinya? Apakah mereka benar-benar membunuh Nabi Isa a.s.? Terakhir, seperti apa balasan perbuatan yang dilakukan orang-orang kafir dan orang-orang beriman di dunia maupun di akhirat? Penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surah Ali ‘Imran Ayat 51—58”.
Rumusan Masalah
