Tentang Saya

BIODATA PRIBADI
-
Nama: Nabilatul Khaira
-
Tempat Lahir: Bukittinggi
-
Tanggal Lahir : 2 Juni 2006
-
Jenis Kelamin : Perempuan
-
Motto Hidup : Karajoan kini, beko tingga sleep
-
RIWAYAT HIDUP
-
TK : TKI IBNU SYAM
-
SD: TKI IBNU SYAM
-
MTsS: DINIYAH LIMO JURAI
-
MAS :DINIYAH LIMO JURAI
-
RIWAYAT HIDUP
Abstrak
Karya Ilmiah ini disusun oleh Nabilatul Khaira, NID/NISN 131213060017210486/0054057046. Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah Ali-Imran Ayat 59—60, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2024, berisi 42 hal
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin tentang Surah Ali-Imran ayat 59—60? Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah qawa’id tafsir, qawa’id lughawiyah dan fawaid ayat yang terdapat dalam surah Ali-Imran ayat 59—60. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk untuk mengetahui penafsiran para mufassirin tentang Surah Ali-Imran ayat 59—60.
Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, di antaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Mas’ud, Tafsir AlMunir, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Fathul Qadir
Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu menurut penafsiran para mufassir pada surah Ali-Imran ayat 59—60 terdapat beberapa kandungan, yatu bahwasanya Allah SWT menjelaskan penciptaan Nabi Isa sama dengan penciptaan Nabi Adam dan kaum yahudi yang mengganggap Nabi Isa adalah tuhan karena memiliki keajaiban yang tidak diiliki oleh manusia biasa. Pada masa Plato dan Aristoteles, banyak pro-kontra mengenai terciptanya embrio2 . Teori pertama percaya bahwa embrio manusia berbentuk manusia mikro dan tertanam di sperma laki-laki. Teori kedua juga tidak ada bedanya dengan teori pertama, kecuali embrio yang berbentuk manusia mini itu tertanam dalam Rahim wanita.3 Tahap-tahap perkembangan embrio bersamaan dengan pembahasan tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan setiap tahapannya, yaitu ada delapan tahapan. Tahapan pertama adalah sperma dan sel telur. Ketika saripati tanah masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, saripati itu lantas digunakan untuk proses metabolisme4 pembentukan nutfah di dalam sel-sel reproduksi. tetesan atau bagian kecil dari fluida cairan kental, konsentrat. Di dalam surah Al-Insan [76] ayat 2, menyebutkan hanya satu sperma saja yang membuahi ovarium. pembahasan ini sesuai dengan temuan dalam disiplin ilmu embriologi. Setelah itu dilanjutkan ke rahim. Rahim atau uterus adalah tempat bagi embrio dan janin untuk tumbuh dan berkembang. Al-Qur’an menyebutkan rahim adalah tempat yang aman5 . Adapun alasannya karena posisi rahim yang terlindung di antara tulang panggul dan tertopang kuat diantara otot-otot. Setelah itu terjadilah pembentukan ‘alaqah. ‘Alaqah terbentuk karena menyatunya sperma dan sel telur. Moore dan Azzindari (1982) mengemukakan pendapat tentang ‘alaqah ini. ‘Alaqah, kata keduanya dalam bahasa arab berarti lintah (leech), atau segumpal darah (a lot of blood), yang mana lintah merupakan binatang tingkat rendah. Setelah embrio menjadi lintah, maka dia akan berubah ke mudgah, yaitu segumpal daging seukuran satu kunyahan atau suapan. 6 Waktu perubahannya relatif singkat, hanya dua hari, yaitu pada hari ke 24 atau 26. Pada minggu ke-5, jantung sudah mulai berdetak. Embrio juga mengembangkan plasenta, suatu bentukan tabung yang masuk ke dalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen. Tahapan mudgah ini berakhir pada minggu ke-6, kurang lebih pada hari ke40, setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan tulang. Tahap pembentukan tulang ini jelas sangat penting, yang mana masanya itu antara hari ke-40 hingga 45, kemudian terbentuknya otot. Sebagaimanaa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwasanya otot yang diambil dari permukaan tulang, dan itulah yang membaluti tulang. Pada akhir minggu ke-8, perkembangan janin jauh lebih cepat dari pada fase-fase sebelumnya. Dan janin siap hidup di luar rahim mulai minggu ke-22 sampai 26. Kemudian, waktunya untuk perkembangan janin. Masa perkembangan ini dimulai di akhir minggu ke-7 dan berakhir pada minggu ke-8, dan berakhir dengan perkembangan metafisik.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna. Seorang makhluk yang diinformasikan oleh kebanyakan kitab suci sebagai satu-satunya makhluk yang dihormati dan dimuliakan (Pido, 2017). Manusia juga merupakan makhluk yang kompleks, terdiri dari jiwa, raga, dan ruh. Perkembangannya bermula sejak dalam rahim ibu ketika bertemunya sperma ayah dengan sel telur ibu, kemudian berkembang mengikuti pertumbuhannya yang pada akhirnya membentuk wujud bayi manusia.1 Seiring penciptaaan manusia dari air dan tanah liat, manusia berkembang menjadi makhluk tingkat tinggi yang berkembang biak melalui reproduksi. Ilmu pengetahuan makin berkembang, dan bersamaan dengan itu banyak teori yang diciptaan tentang proses penciptaan manusia. Diantaranya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-An'am [6] ayat 2,
Selain itu ada juga dalil yang menjelaskan bahwa manusia tercipta dari air mani, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an [25] Ayat 54, Artinya: “Dialah (pula) yang menciptakan manusia dari air (mani). Lalu dia menjadikannya (manusia itu mempunyai) keturunan dan muṣāharah (persemendaan). Tuhanmu adalah Maha kuasa.”
Dari banyaknya tahapan proses penciptaan manusia, Nabi Adam adalah salah satu manusia istimewa. Penciptaan manusia secara umum melalui proses keterlibatan Allah SWT bersama dengan yang lain, yaitu bapak ibu, sedangkan dalam penciptaan Nabi Adam, Allah SWT tidak melibatkan orang lain.7 Nabi Adam merupakan jenis manusia dan asal-usulnya yang berasal dari saripati yang di ekstrakkan dari tanah.
Hal ini jauh berbeda dengan Nabi Adam, atas kehendak Allah SWT Nabi Isa diciptakan menjadi manusia tanpa ayah, namun masih melalui proses biologi di dalam rahim, tidak seperti penciptaan Nabi Adam yang tidak melalui proses biologis, melainkan sepenuhnya melalui proses unik yang tidak biasa.9 Banyak orang yang menuduh Maryam berbuat zina, namun atas kuasa Allah SWT, Nabi Isa berbicara kepada orang-orang yang menuduh Maryam. Hal ini bukanlah kekurangan namun keistimewaan yang tidak dimiliki oleh manusia biasanya.
Berdasarkan keistimewaan Nabi Adam dan Isa, sudah pasti jauh berbeda proses penciptaan dua nabi ini dengan manusia biasanya yang ada di pembahasan di atas. Namun yang sebenarnya, Nabi Adam lebih istimewa dari pada Nabi Isa. Maka lebih detailnya penulis akan menguraikan proses penciptaaan Nabi Adam yang lebih istimewa dari Nabi Isa, yang dibahas dalam karya ilmiah yang berjudul Penafsiran Surah Ali-Imran Ayat 59— 60.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, dapat
dirumuskan hal yang menjadi pokok permasalahan dari pembahasan ini,
yaitu:
1. Bagaimanakah qawa’id tafsir Surah Ali-Imran ayat 59—60?
2. Bagaimanakah qawa’id lughawiyah dari Surah Ali-Imran ayat 59—60?
3. Bagaimanakah fawaid ayat dari Surah Ali-Imran ayat 59—60?