Tentang Saya

BIODATA

  • Nama: Syukri Hamdani
  • Tempat Lahir: Kapalo Koto
  • Tanggal Lahir: 29 Maret 2005
  • Jenis Kelamin: Laki-laki
  • Motto Hidup: Terbentur terbentur terbentuk

RIWAYAT HIDUP

  • TK: Tunas Harapan
  • SD: SDN 04 Kapalo Koto
  • MTs: MTs.S Diniyah Limo Jurai
  • MA: MAS Diniyah Limo Jurai

Abstrak

Karya Ilmiah ini disusun oleh Syukri Hamdani, NID/NISN 131213060017210495/0049047858, Judul: Penafsiran Surah Ali-'Imran Ayat 18—20, MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2024, 58 hlm.

Masalah yang penulis bahas dalam karya tulis ini adalah tentang qawa‟id tafsir, qawa‟id lughawiyah, fawaid ayat surah Ali-'Imran ayat 18—20. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui qawa‟id tafsir, qawa‟id lughawiyah, fawaid ayat surah Ali-„Imran ayat 18—20. Batasan masalah karya ilmiah ini hanya fokus pada penafsiran surah Ali-„Imran ayat 18—20 saja.

Dalam proses penulisan, penulis menggunakan jenis studi kepustakaan (library research). Jenis penulisan kepustakaan ini adalah mencari dan membaca bukubuku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penulisan ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang digunakan dalam penulisan ini yaitu, dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir Al-Munir, Tafsir AlMaraghi, Tafsir Fathul Qadir, Aisaru At-Tafasir, Tafsir Al-Mishbah, Tafsir alAzhar, Tafsir at-Thabari, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir an-Nur, Shafwah at-Tafasir, Tafsir Ibnu Katsir .

Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam ayat ini yang pertama tauhid rububiyah yakni meyakini bahwa hanya Allah SWT yang memimpin, mengatur, serta menciptakan segala sesuatu. Yang kedua keutamaan orang berilmu yang menyediakan akal dan fikirannya untuk menyelidiki keadaan alam ini serta diangkatnya martabat orang yang ahli ilmu ke derajat yang lebih tinggi, yaitu dekat dengan Allah SWT dan Malaikat. Yang ketiga pengulangan kalimat Laa Ilaha illahu bertujuan untuk penekanan bahwa mereka akan kelak mengetahui bahwa benar-benar tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Yang keempat Agama Islam sebagai agama yang ridhoi oleh Allah SWT karena bertujuan untuk membenarkan akidah dan memperbaiki jiwa agar memiliki niat yang ikhlas dan tulus hanya karena Allah SWT. Yang kelima perselisihan kaum Yahudi dan Nasrani disebabkan oleh perasaan saling mendengki, sehingga sebagian dari mereka menolak segala ucapan dan perbuatan sebagian yang lain, meskipun itu benar. Yang keenam tauhid uluhiyah adalah meyakini keesaan Allah SWT dengan perbuatan seorang hamba dengan tujuan mendekatkan diri hanya kepada-Nya. Yang terakhir cara menghadapi orang yang mendebat terhadap kebenaran adalah menjauhinya atau meninggalkannya, karena tidak ada manfaat berdebat terhadap sesuatu yang telah jelas kebenarannya.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk hidup yang istimewa yang diberikan hawa nafsu dan akal. Manusia itu bisa lebih hina daripada binatang jika dia lebih mengutamakan hawa nafsunya. Demikian pula sebaliknya, dia dapat setara dengan malaikat bahkan lebih mulia daripada malaikat jika dia lebih mengutamakan akalnya. Agar hal tersebut dapat tercapai, maka dia butuh kepada suatu pedoman. Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup bagi mereka.

Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi sebuah petunjuk bagi manusia untuk meletakkan dasar-dasar prinsip dalam segala persoalan kehidupan. Al-Qur‟an berfungsi sebagai pedoman hidup dan petunjuk bagi umat Islam serta menjamin kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun akhirat kelak, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an, yang artinya; “Kitab Al-qur‟an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS Al-Baqarah (2) : 2)

Al-Qur‟an merupakan salah satu sumber hukum bagi manusia, di antaranya hukum akidah atau tauhid. Tauhid secara etimologi ialah mempersatukan berasal dari kata wahid yang berarti satu. Adapun secara terminologi, tauhid ialah meyakini tentang satu atau Esanya Tuhan, yaitu Allah SWT. Tauhid memuat persoalan yang berkaitan dengan kepercayaan dalam beragama, di antaranya tauhid uluhiyah, tauhid asma‟ wassifat, dan tauhid rububiyah.

Tauhid yang mesti diyakini pertama kali oleh manusia di dalam kehidupannya adalah Tauhid rububiyah. Hal tersebut dikarenakan mustahil bagi manusia tersebut meyakini tauhid uluhiyah dan tauhid asma‟ wassifat tanpa meyakini tauhid rububiyah terlebih dahulu. Tauhid rububiyah ialah meyakini keesaan Allah SWT dengan perbuatan-Nya, yakni meyakini bahwa hanya Allah SWT yang memimpin, mengatur, serta menciptakan segala sesuatu. Allah SWT menciptakan seluruh manusia dalam keadaan fitrah, yaitu dalam keaadaan Islam

Islam merupakan agama Allah SWT yang dibawa oleh nabi dan rasul terdahulu yang memiliki keimanan kuat kepada Allah, mereka patuh dan tunduk kepada Allah SWT, tidak mau menyekutukan Allah SWT, dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Oleh karena itu, nabi dan rasul ditugaskan oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. Kebanyakan dari manusia tersebut mengikuti ajaran Islam. Akan tetapi, tidak sedikit pula dari manusia tersebut yang meragukan dan mempertanyakan tentang kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, hingga mereka membantah dan memperdebatkan kebenaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menguraikan lebih rinci serta menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan keesaan Allah, agama yang diridai Allah SWT, serta orang yang memperdebatkan atau membantah agama tersebut dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Penafsiran Surat Ali- „Imran Ayat 18-20”

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di latar belakang di atas, dapat dirumuskan hal yang menjadi pokok permasalahan dari pembahasan ini, yaitu;

  • Apa Qawa'id tafsir surah Ali-'Imran ayat 18-20?
  • Apa Qawa'id luqhah surah Ali-'Imran ayat 18-20?
  • Apa fawa'id ayat surah Ali-'Imran ayat 18-20?

Tujuan Penelitian

1

Mengetahui Qawa'id tafsir surah Ali-'Imran ayat 18-20

2

Mengetahui Qawa'id lughah surah Ali-'Imran ayat 18-20

3

Mengetahui Fawa'id ayat surah Ali-'Imran ayat 18-20