Tentang Saya

Biodata

  • Nama : Fani Yulianti
  • Tempat Lahir : Bukittinggi
  • Tanggal Lahir: 15 Juli 2005
  • Jenis Kelamin: Perempuan
  • Moto Hidup : Jadi Penyelamat Galaxsi

Riwayat Hidup

  • TK : CEMPAKA PUTIH
  • SD : SDN 03 LIMO SUKU
  • MTs : MTsS DINYAH LIMO JURAI
  • MA : MAS DINIYAH LIMO JURAI

Abstrak

Karya Ilmiah ini disusun Fani Yulianti,NID/131213060017220464/0054257687 Karya ilmiah ini berjudul Penafsiran Surah ALI’IMRAN AYAT 26—27, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2024, berisi 51 hal. Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin, tentang Surah Ali’Imran ayat 26—27?Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Qawaid Tafsir, Qawaid Lughawiyah dan Fawaid-Fawaid ayat yang terdapat dalam Surah Ali’Imran ayat 26—27.Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk untuk mengetahui penafsiran para mufassirin tentang Surah Ali’Imran ayat 26—27Surah Ali’Imran ayat 26—27Surah Ali’Imran ayat 26—27.

Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori.Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan, diantaranya: Tafsir An-Nur, Tafsir Al-Misbah, Tafsir Ibnu Mas’ud, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Sofwatul Tafasir, Tafsir Al-azhar, Tafsir Al-Munir, Tafsir .

Hasil dari pembahasan yang dikemukakan ayat 26—27 ini menjelaskan kekuasaan Allah SWT yang mutlak dalam mengendalikan segala sesuatu.Dia adalah yang memiliki kerajaan di langit dan di bumi, serta yang berkuasa atas segala sesuatu di dalamnya.Allah SWT dapat mengubah keadaan siapa pun yang Dia kehendaki, seperti menggantikan kepemimpinan atau mengubah nasib seseorang. Kedua ayat ini mengingatkan umat manusia mengenai kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam mengendalikan segala urusan yang ada di dunia ini tanpa adanya bantuan yang lain.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bagian ini mengemukakan apa yang akan di bahas dari ayat yang sudah ditentukan untuk diambil faedahnya, dan bukan untuk mencari masalah yang harus dikaitkan dengan ayat.

Rumusan Masalah

Bagian ini menjelaskan pada ayat yang akan dilakukan penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan kepada ayat yang sudah ditentukan saja.

Tujuan Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Allah diyakini sebagai zat Maha Tinggi yang nyata dan Esa, pencipta yang Maha Kuat dan Maha Tahu, yang Abadi, penentu takdir, dan hukum semesta alam. Islam menetapkan Tuhan sebagai yang tunggal dan Maha Kuasa. Dia itu wahid dan Esa, Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-Qur’an terdapat 99 nama Allah (asma’ul husna artinya; “nama–nama yang paling baik”) yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah “Maha Pengasih” (ar-rahman) dan “Maha Penyayang” (ar-rahim). Rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau kasih sayang makhluk. Namun, rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan rahmat makhluk-Nya.

Dalam islam ada istilah tauhid asam’ wa sifat, salah satu pembagian tauhid yang popular dalam kehidupan umat islam yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyyah dan tauhid asma’ wa sifat. Tauhid asma’ wa sifat ini bermakna bahwa seseorang hamba meyakini bahwasanya Allah Maha Esa dengan kesempurnaan yang mutlak dari segala sisi dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang agung, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah dari sisi nama dan sifat-Nya. Meskipun bisa jadi nama dan sifat-Nya sama antara makhluk dengan Allah tetapi hakikatnya berbeda Di dalam Al-Qur’an banyak menceritakan mengenai kekuasaan Allah yang dimana di dalamnya terdapat kebenaran-kebenaran bahkan manusia bisa mengetahuinya dengan pengetahuan atau wawasan ataupun dengan panca indra. Kebenaran merupakan sebuah jaminan bahwa Allah akan menepati janji-Nya. Kebenaran juga menjadi hubungan erat antara manusia dengan Allah, bahwasannya Allah tidak akan pernah mengingkari janjinya berbeda halnya dengan manusia, manusia bisa saja mengingkari janjinya antar manusia bahkan dengan Allah dan kebenaran menurut Ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenarannya menurut norma-norma keilmuan. Kebenran ilmiah cenderung bersifat objektif, didalamnya terkandung sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi saling bersesuaian.

Tuhan adalah zat yang tercipta dengan sendirinya, dan mempunyai kebesaran yang sangat luarbiasa. Tuhan dalam Islam disebut dengan Allah SWT yang menciptakan yang mengatur segala sesuatu yang ada dibumi, dan Allah tidak memiliki keluarga ataupun keturunan seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Ikhlas Artinya: Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, dapat dirumuskan hal-hal yang menjadi pokok pembahasan dari karya ilmiah ini mencakup:

  • Bagaimanakah qawa’it tafsir surat Ali Imran ayat 26-27 ?
  • Bagaimanakah qawa’it lughowiyah dari surah Ali imran ayat 26-27?
  • Bagaimanakah fawait ayat surah Ali imran ayat 26-27?

Tujuan Penelitian

1

Mengetahui qawa’it tafsir surah Ali-Imran ayat 26-27

2

Mengetahui qawa’it logowiah surah Ali-Imran ayat 26-27.

3

Mendeskripsikan fawait ayat surah Ali-Imran ayat 26-27.