Tentang Saya

BIODATA
-
Nama : Mutia Hasanah
-
Tempat Lahir : Arubai Batang Silasiah
-
Tanggal Lahir : 18 Agustus 2005
-
Jenis Kelamin : Peremapuan
-
Motto Hidup : Jadikan bintang sebagai target yang selalu berada di atas yang lain
RIWAYAT PENDIDIKAN
-
TK : Darussalam
-
SD : SDN 12 Batang Silasiah
-
MTsS : Diniyah Limo Jurai
-
MAS : Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Karya Ilmiah ini disusun oleh Mutia Hasanah NID/NISN 131213060017210484/ 0052735421. Karya ilmiah ini berjudul PENAFSIRAN SURAT ALI-IMRAN AYAT 7—9, di MAS Diniyah Limo Jurai, Sungai Pua, 2024, berisi 63 hal. Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin tentang surah Ali-Imran ayat 7—9?
Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Qawaid Tafsir, Qawaid Lughawiyah dan Fawaid-Fawaid ayat yang terdapat dalam surah Ali-Imran ayat 7—9.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk untuk mengetahui penafsiran para mufassirin tentang surah Ali-Imran ayat 7—9.
Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Jenis penelitian kepustakaan dengan mencari dan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan untuk meletakkan landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan tafsir-tafsir yang berkaitan dengan masalah pembahasan, dan penulisan makalah ini dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir secara maudhu'i yang berhubungan dengan pembahasan diantaranya : Tafsir Samar Qandi, Tafsir Qurthubi, Tafsir Fathul Qadir, Tafsir Muyassar, Tafsir Baidhawi, Tafsir Baghawi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Kasyaf, Tafsir Shofwah At-Thafasir, Tafsir Aisar At-Thafasir, Tafsir Ath-Thabari, dan Tafsir Al-Wajiz Al- Wahidi.
Hasil pembahasan yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, adalah Penafsiran surah Ali-Imran ayat 7—9 membahas tentang ayat muhkam dan ayat mutasyabbih yang terdapat dalam Al-Quran dan orang-orang yang sesat karena mengikuti hawa nafsu dalam menafsirkan ayat mutasyabbih padahal tidak ada yang mengetahui makna ayat tersebut kecuali hanya Allah SWT Dan ayat ini juga membahas janji Allah SWT yang akan mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya, sungguh Allah tidak akan pernah mengingkari-Nya.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dengan lafaz bahasa arab dan makna dari Allah SWT. Al-Quran telah dijadikan sebagai dalil dan petujuk bagi umat manusia dalam beribadah dan bermu‘amalah secara mutlak. Sejauh mana umat mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya tergantung sejauh mana umat manusia mampu memahami makna-makna baik secara zahir dan batin yang terdapat di dalam AlQuran.
muqatha'ah yang sering dijumpai di awal sebagian surah. Pembahasan tentang ini terdapat pada persoalan Ulumulquran yang disebut dengan istilah muhkamat wa mutasyabihat.
Apabila umat manusia terkhususnya umat Islam tidak bisa memahami dengan baik antara muhkamat wa mutasyabihat akan menimbulkan permasalahan dan pertentangan dalam memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran. Pertentangan ini akan menimbulkan ikhtilaf atau perbedaan ulama dalam menafsirkan dan mengamalkan kandungan ayat tersebut.
Mengamalkan isi kandungan Al-Quran merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia. Untuk dapat mengamalkan isi kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran setidaknya harus melalui beberapa tahapan yaitu (1) Membaca Al-Qur‘an dengan baik, (2) Menghafal, (3) Mengetahui arti, (4) Memahami isi kandungan serta tafsirnya.
Upaya manusia dalam memahami maksud yang terkandung di dalam Al-Quran dengan kemampuan dan pengetahuan manusia yang terbatas, tidak mudah tetapi bukan suatu hal yang mustahil juga bagi manusia untuk menjelaskan gagasan-Nya walaupun dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Namun, redaksi ayat-ayat Al-Qur‘an tidak dapat dijangkau maksudnya secara pasti, kecuali oleh pemilik redaksi tersebut yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, wajar saja apabila terjadi perbedaan dikalangan para mufassir dalam memahami Al-Quran.
Disebabkan karena kita adalah para penuntut ilmu sudah sepatutnya untuk mempelajari apa itu ayat muhkamat dan mutasyabihat. Dengan mengetahui makna dari keduanya maka dapat terhindar dari kesesatan untuk membuat fitnah atau untuk mencari penafsiran sendiri yang menyesatkan.
Muhkamat diambil dari kata muhkam yang berarti tepat, teliti dan sempurna. Jadi, muhkamat adalah ayat-ayat yang jelas dan terang pengertiannya yang tidak ada kesamaran bagi siapa pun. Sedangkan mutasyabihat secara etimologi merupakan jamak dari mutasyabbih yang berarti syubhah, yakni adalah keadaan salah satu dari dua hal tidak dapat dibedakan karena ada persamaan di antara keduanya baik secara konkret maupun abstrak disebut juga dengan mutamatsil yang bermakna sama atau serupa.
Berdasarkan paparan di atas, penulis akan memaparkan dan menjelaskan secara rinci tentang permasalahan ini. Dan penulis akan mengangkat pembahasan kali ini dengan judul “PENAFSIRAN SURAH ALI-IMRAN AYAT 7—9”
Rumusan Masalah
