Tentang Saya

BIODATA
-
Nama : Nasywa Aqilla
-
Tempat Lahir : sungai pua
-
Tanggal Lahir : 29 Desember 2005
-
Jenis Kelamin : perempuan
-
Motto Hidup : hidup aman sejahtera
RIWAYAT PENDIDIKAN
-
TK : Tunas Harapan
-
SD : SDN 11 kapalo koto
-
MTsS : Diniyah Limo Jurai
-
MAS : Diniyah Limo Jurai
Abstrak
Karya ilmiah ini disusun oleh Nasywa Aqilla, NID/NISN: 131213060017210488/0054608544, Judul: “Penafsiran Surah Ali ‘Imran ayat 10—13”, MAS Diniyah Limo Jurai, Sungaipua, berisi 47 halaman.
Masalah yang penulis bahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana penafsiran para mufassirin tentang Surah Ali ‘Imran ayat 10—13. Batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah qawa’id tafsir, qawa’id lughawiyah, fawaid Ayat yang terdapat dalam Surah Ali ‘Imran ayat 10—13. Dalam proses penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca buku-buku (literatur) yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam landasan teori. Penelitian ini menggunakan metode tahlili. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan cara menelaah beberapa kitab tafsir yang berhubungan dengan pembahasan ini, di antaranya: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Misbah, Tafsir An-Nur, Tafsir Al-Qurtubi, Tafsir Al-Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fathul Qadir, Tafsir Shofwah Ath-Tafaasir, Tafsir Aisar At-Tafasir.
Penelitian ini membahas sebab penamaan surah, Makiyah Madaniah, keutamaan Surah Ali ‘Imran, Munasabah ayat dan makna. Surah Ali ‘Imran ayat 10—13, Qawa’id Lughawiyah, terdapat di dalamnya Mufradat ‘Ammah, I’rab dan Balagah. Beberapa unsur-unsur Balagah yang ada pada Surah Ali ‘Imran ayat 10—13 di antaranya, Pada ayat ini terdapat al-Iijaaz bil hadzfi, yaitu meringkas dengan cara membuang sebelumnya, Fawa’id ayat, berisi tentang Surah Ali ‘Imran ayat 10—13, makna ijmali, penafsiran Surah Ali ‘Imran ayat 10—13, dan faedah ayat.
Hasil pembahasan yang penulis kemukakan dalam karya ilmiah ini, yaitu pada Surah Ali ‘Imran 10—13 Allah SWT menjelaskan agama yang benar dan menegakkan tauhid, serta menyebutkan kitab-kitab yang membahasnya, dan menekankan pentingnya Al-Quran dan keteguhan keyakinan para ulama di dalamnya, dia mulai menyebutkan kondisi masyarakat. kekafiran dan rasa tidak bersyukur, dan menjelaskan sebab-sebab mereka disesatkan dengan kebatilan, dan dispensasi mereka terhadap kebenaran, atau kesyirikan mereka terhadapnya, dan di antara yang paling utama adalah uang dan anak-anak, dan dia memberi petunjuk hingga tidak ada manfaatnya bagi mereka.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Al-Quran merupakan kitab suci yang di dalamnya terdapat firman-firman (wahyu) Allah SWT, yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT secara munajjaman (beransur-ansur) yang bertujuan menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya guna mendapatkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Membaca Al-Quran adalah suatu ibadah bagi umat Islam yang membaca
Keutamaan membaca Al-Quran menjadi salah satu poin penting bagi kehidupan seorang muslim, dengan banyaknya membaca Al-Quran dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT serta hati kita akan menjadi tenang dan tidak gelisah dalam menjalankan berbagai kegiatan. Bagi siapa yang membaca AlQuran akan mendapat kebaikan yang dilipatgandakan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Hadis Tirmizi: yang artinya “Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan, dan aku tidak mengatakan الم) alif-lam mim) satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.”(HR.Tirmizi dan dishahihkan di dalam kitab shahih Al jami’ no.646
Selain keutamaan membaca Al-Quran dan memperoleh pahala yang berkalikali lipat. Al-Quran juga memuat dasar-dasar ajaran Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan dan akidah, ibadah, akhlak, hukum-hukum, asbabunnuzul, sejarah para nabi, termasuk sejarah orang-orang kafir.
sejarah merupakan salah satu isi kandungan Al-Quran yang memiliki banyak manfaat, serta dapat dijadikan sebagai pelajaran, terutama sejarah orang-orang kafir. Kafir secara bahasa ialah orang yang menutupi sesuatu dan menyembunyikannya. Karena itu, malam hari dinamakan kafir, sebab ia menutupi segala sesuatu dengan kegelapannya.2 Sedangkan menurut istilah ialah orang yang mengingkari wahyu-wahyu-Nya, mengingkari Rasulullah SAW, serta mengingkari malaikat-malaikat-Nya.
Sejarah yang berkaitan dengan orang-orang kafir banyak disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Allah SWT juga menyebutkan perumpamaan orang-orang kafir di dalam Al-Quran, seperti fir’aun beserta pengikutnya dan orang-orang sebelum mereka seperti kabilah 'Ad dan Tsamud. mereka adalah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Selain itu, Allah SWT juga telah menetapkan azab yang pedih untuk membalas keingkaran yang mereka lakukan selama di dunia, bahkan harta-harta yang telah mereka kumpulkan tidak akan bisa menolong mereka dari azab Allah SWT pada hari kiamat dan mereka akan menjadi bahan bakar api neraka di akhirat kelak. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 24:Artinya: "Takutlah pada api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 24)
Orang-orang kafir sudah dipastikan mereka masuk ke dalam Neraka Jahannam, yaitu seburuk-buruknya tempat tinggal. Sebelum mendapatkan balasan yang pasti akan diberikan oleh Allah SWT di akhirat, mereka akan ditimpa terlebih dahulu di dunia dengan berbagai musibah, di antaranya dikalahkan oleh orang muslim di dunia melalui perang.
Perang adalah pertempuran antara dua golongan atau lebih. Perang dapat disebabkan oleh berbagai macam pemicu, diantaranya terjadinya kesalah pahaman, perebut kekuasaan, termasuk juga pertikaian antar agama.
Persoalan yang berkaitan dengan agama merupakan persoalan yang sangat sensitif pada masing-masing pribadi orang, bahkan hal tersebut dapat memicu perperangan. Perang yang dipicu oleh agama telah terjadi semenjak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini. Perang tersebut terjadi antara dua golongan, yaitu golongan muslim dengan golongan kafir, dengan tujuan membuktikan bahwa hanya agama Allah SWT lah satu-satunya agama yang benar, seperti perang antara palestina dan israel yang masih berlanjut hingga saat sekarang ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih rinci tentang balasan Allah SWT terhadap orang-orang kafir serta perumpamaan Allah SWT terhadap mereka, maka penulis mengangkat permasalahan ini dengan judul “Penafsiran Surah Ali ‘Imran Ayat 10—13 ”.
Rumusan Masalah
